Dirtipidnarkoba Bereskrim Polri Brigjen Eko Daniyanto mengaku pihaknya telah mengintai kawanan tersebut selama satu bulan. Penangkapan awal ketika pelaku M Daud melakukan survei jalur di wilayah Mekarsari, Pulomerak, Cilegon.
”Peran dia itu untuk mengecek jalur yang nanti digunakan ketika barang melintas. Nah kalau ada razia atau gimana, dia memberi tahu untuk diam dulu atau jalan terus,” ujar Eko, Senin (26/11).
Penyelidikan singkat dilakukan. Alhasil, polisi mengantongi informasi bahwa barang bukti dibawa menuju Jakarta menggunakan Truk Hino bernopol BH 8373 MU. Eko menuturkan, saat itu barulah tim ’hunting’ untuk mencari truk tadi.
”Tepatnya di Jalan Lintas Pantai Timur, Lampung Timur, tim mengamankan Haryanto, Yanto Jumadi. Keduanya ditangkap tanpa perlawanan,” jelas Eko.
Truk kemudian digeledah. Saat itu muatan berisi kemasan Popmie. Sedangkan barang bukti disimpan pada tas ransel. ”Tas disimpan di belakang bangku. Ada tiga buah tas yang berisi sabu. Awalnya kita mengira sabu disimpan dalam kemasan, ternyata tidak,” tambahnya.
Stok sabu dengan jumlah lumayan besar ini akan digunakan untuk konsumsi jelang Natal dan Tahun Baru 2019.
Menurut Eko, ada beberapa pola yang digunakan para pelaku untuk mendistribusikan barang. ”Katakanlah 31 kilogram kita tangkap. Mereka pasti ada beberapa jalur. Satu ketangkap misalnya, empat sisanya lolos. Mereka maping lagi, nggak mau sekaligus lempar berton-ton narkoba,” jelasnya di Gedung Dittipidnarkoba Bareskrim Polri, Cawang, Jakarta Timur, Senin (26/11).
Ia melanjutkan, transaksi yang dilakukan para bandar seperti main judi. Pasalnya, rugi dalam pengiriman barang tidak menjadi soal. Eko menjelaskan, masih banyak rute dan barang bukti yang dikirim lewat jalur berbeda.
Salah satu bentuk antisipasi, menurut jenderal bintang satu itu, adalah koordinasi dengan direktur narkoba sepanjang Pantai Timur dan Utara Indonesia.
”Kita antisipasi oleh aparat. Kita share ke direktur nakotika di Pantai Timur dan Utara. Tidak menutup kemungkinan Bali Slatau Sulawesi Utara mengirim ke sana. Apalagi jaringan dari Philipina sudah masuk ke wilayah Utara Indonesia,” imbuhnya.
Ke depan, Eko memprediksi bakal banyak rute yang digunakan para bandar untuk mengirimkan sabu ke Indonesia.
Bila ditotal sabu yang berhasil digagalkan Polres Metro Jakarta Barat dan Bareskrim Polri yang sejumlah 75 kilogram paket sabu.
Kasat Narkoba Polresta Bogor Kota Kompol Nurjaman membenarkan bahwa peredaran narkoba jelang tahun baru biasanya meningkat. Hal ini terbukti lewat pengungkapan kasus yang memiliki tren peningkatan jelang tahun baru.
“Pergantian tahun biasanya memang meningkat, banyak yang pengin senang-senang. Dari tren pengungkapan kasus juga memang pasti ada peningkatan,” kata Nurjaman kepada Metropolitan.
Terkait penguasa narkoba di Bogor dan Jakarta yang sedang diburu, Nurjaman mengaku pemetaan tersebut hasil pemetaan kepolisian di pusat. Namun biasanya ada koordinasi jika ada penindakan di Bogor.