Senin, 22 Desember 2025

KLHK Target Kurangi 60 Persen Emisi Gas Rumah Kaca Lewat FOLU Net Sink 2030 di Jawa Barat

- Selasa, 6 Februari 2024 | 15:05 WIB
Kegiatan foto bersama dalam acara Kick Off sekaligus Sosialisasi Rencana Operasional Indonesia's FOLU Net Sink 2030 Pulau Jawa di Jawa Barat di IPB International Covemtion Center (IICC) Kota Bogor pada Selasa, 6 Februari 2024.
Kegiatan foto bersama dalam acara Kick Off sekaligus Sosialisasi Rencana Operasional Indonesia's FOLU Net Sink 2030 Pulau Jawa di Jawa Barat di IPB International Covemtion Center (IICC) Kota Bogor pada Selasa, 6 Februari 2024.

METROPOLITAN.ID - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI melaksanakan Kick Off sekaligus Sosialisasi Rencana Operasional Indonesia's FOLU Net Sink 2030 Pulau Jawa di Jawa Barat di IPB International Covention Center (IICC), Botani Square Bogor pada Selasa, 6 Februari 2024.

Kegiatan ini diklaim memberikan peluang besar untuk mencapai penurunan emisi nasional hingga 60 persen pada tahun 2030.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) KLHK, Bambang Hendroyono mengatakan, kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian kerja Institusional FOLU Net Sink 2030 yang dimulai sejak tahun 2021.

Bambang Hendroyono juga mengapresiasi jajaran Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat atas responsnya terhadap upaya menurunkan emisi gas rumah kaca menghadapi dampak perubahan iklim.

"Sosialisasi Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 merupakan langkah strategis dalam mencapai target penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) terutama setelah Enhanced NDC pada September 2022," kata Bambang Hendroyono kepada wartawan.

Menurut dia, Indonesia telah melewati proses panjang sejak Ratifikasi Paris Agreement 2016 dan menetapkan target aksi ketahanan iklim pasca 2020.

Peningkatan target melalui Enhanced NDC khususnya di sektor FOLU, masih kata Bambang, memberikan peluang besar untuk mencapai penurunan emisi nasional hingga 60 persen pada tahun 2030.

Bambang Hendroyono juga menyebut bahwa sektor FOLU Region Jawa menjadi fokus penting dalam rencana operasional, dengan langkah kerja sistematis seperti pencegahan deforestasi, pembangunan hutan tanaman dan perlindungan konservasi keanekaragaman hayati.

"Pendekatan spasial dalam Rencana Operasional memastikan implementasi yang tepat lokasi dan luasan, khususnya dalam mempertahankan hutan, pengayaan tutupan lahan, dan pemulihan areal terdegradasi," ucap dia.

Pulau Jawa dengan potensi tinggi untuk kontribusi mitigasi dan peningkatan cadangan karbon, sambungnya, membutuhkan langkah-langkah strategis dalam peningkatan tata kelola hutan dan lingkungan yang berkelanjutan.

"KLHK telah menetapkan arahan kebijakan terkait isu-isu strategis pengelolaan hutan, termasuk keberlanjutan ekosistem hutan dalam konteks landscape management," ungkap Bambang Hendroyono.

Di sisi lain, dukungan internasional terhadap Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 semakin bertambah, terutama setelah MoU pasca COP 28 UNFCC di Dubai tahun 2023. Melalui Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH), lanjutnya, pendanaan dari luar negeri diharapkan akan mempercepat pencapaian target pengurangan emisi.

Dalam menghadapi era perdagangan karbon, Bambang menambahkan bahwa Indonesia telah meluncurkan Bursa Karbon pada September 2023.

"KLHK membangun Rumah Kolaborasi dan Konsultasi Iklim dan Karbon untuk efektifitas pelaksanaan nilai ekonomi karbon di Indonesia. Regulasi dan aturan nasional telah ditetapkan untuk mengatur nilai ekonomi karbon dan perdagangan karbon," ungkap dia.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Terkini

X