Minggu, 21 Desember 2025

Marak Penemuan Bayi di Kabupaten Bogor, Psikolog dari Rumah Cinta Bogor Beberkan 4 Penyebab Utama

- Senin, 6 Mei 2024 | 12:21 WIB
Kepala Biro Psikolog Rumah Cinta Bogor, Retno Lelyani Dewi menanggapi kasus penemuan bayi itu sebagai fenomena yang memprihatinkan. (Devina/Metropolitan )
Kepala Biro Psikolog Rumah Cinta Bogor, Retno Lelyani Dewi menanggapi kasus penemuan bayi itu sebagai fenomena yang memprihatinkan. (Devina/Metropolitan )

METROPOLITAN.ID - Dalam setahun ke belakang wilayah Kabupaten Bogor diramaikan dengan penemuan bayi laki-laki dan perempuan baik dalam keadaan hidup atau pun meninggal dunia.

Kepala Biro Psikolog Rumah Cinta Bogor, Retno Lelyani Dewi menanggapi kasus penemuan bayi itu sebagai fenomena yang memprihatinkan.

Retno menyebukan sedikitnya 4 faktor penyebab meningkatnya kasus penemuan bayi lantaran kurangnya pemahaman bagi orang tua dan keluarganya.

Baca Juga: Managing Director Sembilan Bintang Pupuk Moralitas dengan Spiritualitas Santri Al - Haqiri

“Bayi dibuang ini fenomena yang memprihatinkan. Seorang Ibu, atau orang tua atau keluarga yang tega membuang bayi,” kata Retno Lelyani Dewi kepada Metropolitan.id, Senin, 6 Mei 2024.

Ada beberapa hal yang menjadi pemicu kejadian memilukan itu antara lain:

Pertama, ketidaksiapan karena kehamilan mereka hal yang tidak diinginkan. Bisa jadi karena hamil di luar nikah, korban perkosaan, pihak laki-laki yang mendorong untuk dibuang bayinya.

Baca Juga: Kamu Harus Tahu, Rutinitas Kecantikan Sehari Hari yang Dapat Merusak Lingkungan

Kedua, faktor ekonomi. Ketidaksiapan orang tua karena kondisi ekonomi yang tidak stabil.

“Pernah periksa ibu yang buang bayi katanya untuk makan sehari-hari saja susah apalagi harus kasih makan bayi,” jelas Retno.

Ketiga, kondisi psikologis ibu yang kurang baik. Saat hamil, kemudian melahirkan biasanya kondisi psikologis termasuk emosional Ibu naik turun.

Baca Juga: Daftar Lengkap Harga Smartphone Xiaomi Pada Mei 2023 Untuk Seluruh Seri Dari Yang Murah Hingga Paling Mahal

Beberapa ibu yang demikian tertekan, depresi, kerap mengalami baby blues.

“Merasa bayinya menjadi menyebab dirinya seperti sekarang,” ucapnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X