Keempat, tekanan lingkungan sosial. Jika kehamilan terjadi di luar nikah, atau perkosaan, stigma sebagai perempuan murahan, perempuan nakal, dapat menjadikan sebab lingkungan sosial merendahkan, tidak menerima dirinya. Bisa jadi pelampiasan Ibu, dengan membuang bayi.
Baca Juga: XL Axiata Tebar Promo Meinyala Khusus Pelanggan Baru XL Satu
Selain itu Retno juga menjelaskan bahwa sebenarnya beberapa faktor penyebab di atas dapat dicegah sedini mungkin dengan melakukan empat langkah berikut,
“Ada beberapa upaya pencegahan yang bisa kita lakukan secara komprehensif,” bebernya.
Pertama, psikoedukasi pendidikan seks dan kesiapan menjadi Ibu, untuk siswi khusus nya usia prapuber - puber lewat sekolah-sekolah, pesantren, dan beberapa lokasi lainnya yang berinteraksi langsung dengan perempuan muda.
Baca Juga: Waduh! Sejumlah Makanan dan Hasil Kebun Warga Purbasari Bogor Habis Dicuri Monyet Liar
Kedua, psikoedukasi untuk orang tua, anggota masyarakat tentang pendidikan seks remaja dan pentingnya menjadi support grup untuk anak-anak perempuan, khusus yang mengalami masalah terkait.
Ketiga, Dinas Perlindungan Perempuan dan Anak, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Kemenag dapat bersinergi untuk mengadakan kegiatan-kegiatan di masyarakat terkait hal tersebut.
Lalu yang keempat penyediaan center untuk konseling anak dan remaja di tingkat desa/kelurahan.
Dengan begitu, Retno berharap segala hal yang tidak di inginkan dapat di cegah sedini mungkin dan menyelamatkan generasi bangsa. (Devina Maranti)