METROPOLITAN.ID - Pemerintah Kota (Pemkot) Botor menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM) serentak yang berlokasi di halaman Masjid Al Mutaqqin, Kelurahan Tegal Gundil, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor pada Rabu, 16 Oktober 2024.
Gerakan Pangan Murah serentak ini sendiri diselenggarakan dalam rangkaian memperingati Hari Pangan Sedunia yang berlangsung selama dua hari mulai Rabu hingga Kamis, 16-17 Oktober 2024.
Pj Wali Kota Bogor, Hery Antasari mengatakan, Gerakan Pangan Murah ini akan terus dilakukan untuk membantu meringankan daya beli masyarakat, serta dapat menstabilkan inflasi di Kota Bogor.
"GPM harus dilakukan secara masif, karena kalo inflasi tidak dijaga dampaknya kemana, yang berkaitan dengan pangan pasti berpengaruh," kata Hery Antasari.
Disisi lain, Pj Wali Kota Bogor itu mengungkapkan, secara lima bulan berturut-turut Indonesia sedang mengalami penurunan harga barang dan jasa atau deflasi.
Dirinya melihat, jika deflasi ini terus menerus terjadi, tidak baik untuk potret indikator ekonomi makro maupun ekonomi mikro, karena dapet membuat daya beli jadi menurun.
"Kalau daya beli lesuh 1-2 bulan itu masih bisa diidentifikasi dinamika yang berkontribusi kepada inflasi dan deflasi," ucap Hery Antasari.
"Kalau terus-terusan lima bulan berarti ini ada potret indikatif yang sistematis berkaitan dengan daya beli maysarakat umum," sambungnya.
Menurut dia, untuk mewaspadainya harus ada upaya-upaya lain guna menstabilkan harga dengan tujuan pengendalian inflasi serta deflasi, dengan membuat suatu program-program yang dapat meningkatkan daya beli pada masyarakat.
"Melalui program yang berkaitan dengan investasi penurunan pengangguran, menambah tenaga kerja kemudian untuk meningkatkan pendapatan masyarakat itu dengan dinas-dinas terkait akan kita dorong untuk dilakukan," jelasnya.
"Ini kita akan diskusikan dengan Badan Pusat Statistik (BPS) nanti kita laporkan kepada Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) melalui evaluasi kerja," sambungnya.
Disisi lain, GPM yang digelar oleh Pemkot Bogor tersebut menyuguhkan beberapa komoditi dengan harga yang lebih murah dari harga pasaran.
"Beras dipasar Rp75-76 ribu, disini (GPM) Rp71 ribu, yang premium Ro78 ribu, di GPM Rp75-74 ribu yang pasti ada selisih. Selisih ini terhadap konsumen ibu-ibu akan berpengaruh untuk kebutuhan sehari-harinya," tuturnya.
Sementara itu, ketua pelaksana sekaligus Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Wina menuturkan, GPM yang digelar ke-82 di Kota Bogor diikuti kurang lebih 20 vendor.
"Ada sekitar 20 vendor berbagai macam produk atau komoditi yang diperkukan masyarkaat seperti beras, telur, sayur. Sebagian besar untuk sayur-sayuran diproduksi di Kota Bogor," bebernya.