METROPOLITAN.ID - Himpunan Alumni Institut Pertanian Bogor atau disingkat HA IPB menggelar acara Food and Agriculture Summit IV tahun 2025 di IPB International Convention Center (IICC) Botani Square Bogor pada Kamis, 23 Januari 2025.
Dalam kegiatan ini, HA IPB membahas beberapa catatan yang perlu diingatkan dari implementasi penerapan program Makanan Bergizi Gratis milik pemerintah.
Ketum HA IPB, Walneg S Jas menuturkan, program Makanan Bergizi Gratis merupakan program nasional yang besar, penting, tersebar di seluruh Indonesia dan menggunakan dana yang besar. Untuk itu program ini harus memiliki dampak jangka pendek dan jangka panjang.
Selain itu, program MBG sendiri melibatkan banyak pihak, beragam aktor supplier dan distributor, rantai pasok yang kompleks, dan beragam penerima dalam jumlah banyak, serta mencakup wilayah yang luas (dari Sabang sampai Merauke).
Supplier atau distributor antara lain pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) baik koperasi (atau BUMDes) dan atau PT. Penerima MBG meliputi siswa (tingkat PAUD, TK, SD, SMP, dan SMA), ibu hamil, dan ibu menyusui dengan latar budaya yang beragam.
Jumlah dan ragam aktor yang besar, rantai pasok yang kompleks, dan wilayah yang luas dengan kualitas infrastruktur yang ada akan rawan risiko negatif. Potensi risiko negatif tersebut akan menimbulkan konflik.
Oleh karena itu, perlu dilakukan mitigasi risiko dan konflik. Menyiapkan mitigasi risiko untuk menghadapi kemungkinan risiko, ablack-swan event terjadi. Kejadian resiko dapat menimbulkan keluhan, komplain, ketidakpuasan, kekecewaan dan bahkan konflik.
“Isu MBG bukan waktunya lagi mendiskusikan perlu atau tidak perlu. Yang lebih penting disiapkan adalah memperkuat ekosistem finansial, sumber anggaran pemerintah pusat, anggaran pemerintah daerah, aspek social, kultur, kelembagaan dan mengatasi konflik. Semua harus disinergikan,” katanya.
"Dalam rangka memperluat dan mendukung implementasi MBG, DPP HA IPB Bersama IPB mengadakan food agriculture summit IV 2025. Harapannya semua anak sekolah dan ibu hamil dapat makan gizi gratis," sambungnya.
Sementara itu, Rektor IPB University, Prof Dr Arif Satria mengungkapkan bahwa IPB ditunjuk Bappenas sebagai center of excellent (CoE)
untuk membantu implementasi keberhasilan program makan gizi gratis dan food security. Kegiatan ini kerjasama dengan UNICEF, pemerintah Jepang dan lembaga-lembaga dari Jepang.
"Ini kegiatan besar dan berdampak jangka Panjang. Untuk itu dibutuhkan kajian-kajian ilmiah. Untuk itu peran IPB yang memiliki sumberdaya manusia terkait ilmu pertanian, perikanan, peternakan dan ahli gizi sangat dibutuhkan perannya," singkatnya. (rez)