METROPOLITAN.ID - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Bogor berkolaborasi dengan komunitas sepeda kembali menggelar event Gede Pangrango salaX (GPX), Sabtu, 22 Februari 2025.
Event sepeda ini menempuh jarak 150 - 200 kilometer yang diikuti pesepeda dari berbagai wilayah di Jabodetabek, Cianjur, dan Semarang.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor, Yudi Santoso menjelaskan, GPX adalah event balap sepeda yang melintasi tiga gunung di Kabupaten Bogor, yaitu Gede, Pangrango, dan Salak.
Tujuannya, mengeksplorasi keindahan alam Kabupaten Bogor dan memberikan pengalaman bersepeda yang menyenangkan.
"Pemerintah Kabupaten Bogor berkolaborasi dengan komunitas sepeda. Ini selaras dengan tagline Sport and Tourism untuk bisa mempromosikan keindahan Kabupaten Bogor, dan berharap pariwisata Kabupaten Bogor bisa terus meningkat di tahun 2025," ujar Yudi Santoso.
"Peserta akan menempuh jarak dalam waktu sehari, mereka juga mendapatkan pengalaman dengan wisata-wisata yang ada di Kabupaten Bogor. Kita berharap promosi wisata Kabupaten Bogor terus meningkat, kunjungan wisatawan di Kabupaten Bogor terus meningkat di tahun 2025," sambungnya.
Menurutnya, event ini merupakan yang kedua kalinya terlaksana.
Ia juga berharap berharap kerjasama terus berjalan dan pengalaman yang didapat peserta semakin banyak.
Pihaknya juga akan memperkenalkan desa wisata dengan kebudayaan lokal yang akan dilewati oleh peserta.
"Sekali lagi, saya berharap bahwa kunjungan wisata dan lamanya mereka berwisata di Kabupaten Bogor akan semakin meningkat," harapnya.
Sementara itu, Ketua pelaksana GPX, Roni Wang menyampaikan terima kasihnya karena selalu mendapat dukungan dari Disbudpar Kabupaten Bogor.
Event ini juga diharapkan menjadikan destinasi wisata Kabupaten Bogor lebih unggul.
Untuk pesertanya, ada sekitar 100 orang dari wilayah Jabodetabek, Cianjur, dan Semarang.
"Satu tim itu ada tiga orang, mereka ditantang untuk terus bertiga tidak boleh lepas, yang akan mendapatkan hadiah adalah yang tercepat sampai di garis finish," terangnya.
"Kemudian ada juga yang solo atau sendirian. Untuk yang kategori 150 km, itu tim happy saja mereka, karena mereka tidak mengikuti rute secara penuh," pungkas Roni.***
