Senin, 22 Desember 2025

Terungkap Alasan yang Membuat Dedi Mulyadi Menangis usai Menyegel Eiger Adventure Land di Puncak Bogor, Bicara Soal Area Sakral

- Sabtu, 15 Maret 2025 | 22:11 WIB
Gubernur Jabar Dedi Mulyadi menangis saat melihat pembangunan Eiger Adventure Land di kawasan hulu Puncak Bogor, Kamis, 6 Maret 2025. (Arifin - Metropolitan)
Gubernur Jabar Dedi Mulyadi menangis saat melihat pembangunan Eiger Adventure Land di kawasan hulu Puncak Bogor, Kamis, 6 Maret 2025. (Arifin - Metropolitan)


METROPOLITAN.ID
- Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menjelaskan alasannya menangis saat berada di Eiger Adventure Land Puncak Bogor usai melakukan penyegelan beberapa waktu lalu.

Menurut Dedi Mulyadi, hal yang membuatnya sedih adalah melihat hutan-hutan yang merupakan area sakral telah beralih fungsi.

Dedi Mulyadi menjelaskan, sisa-sisa peninggalan sejarah dari Bogor yang masih tersisa dan hidup hingga saat ini adalah hutan, selain Prasasti Batutulis.

"Gini, peninggalan utama di Bogor yang masih tersisa dan hidup adalah hutan, kalau bicara peninggalan sejarah Sunda di Bogor itu apasih selain Batutulis, ya hutan,” ujar Dedi Mulyadi usai acara Bogor Ngariung di Pendopo Bupati Bogor, Kamis, 13 Maret 2025 malam.

"Karena bagi saya hutan itu nilai spiritualitas, dia menjadi pusat ekosistem kehidupannya manusia, masa pusatnya digituin kan nggk boleh," sambungnya.

Dalam masyarakat adat Sunda, Dedi Mulyadi menjelaskan, hutan dibagi menjadi 4 bagian.

Pertama, leuweung tutupan atau hutan yang tidak boleh tersentuh, disebutnya taman nasional.

Kedua, leuweung titipan, yang menurutnya di bawah taman nasional yakni hutan lindung.

"Ketiga, leuweung awisan ini cadangan kalau yang keempat sudah habis. Keempat namanya leuweung garapan," jelas Dedi Mulyadi.

Dedi Mulyadi menjelaskan, area hutan di Puncak Bogor yang telah dibangun merupakan area sakral lantaran baginya menjadi pusat ekosistem yang tidak boleh diganggu keberadaannya.

"Ini area-area sakral yang tidak boleh diganggu, makanya saya nangis, kenapa? Karena area yang kita sakralkan diganggu, kenapa? Karena ini pusat ekosistem di sini. Jadi kalau ekosistem diganggu, maka terganggu juga ekosistem, nanti lahir penyakit segala macam," terang Dedi Mulyadi

Dedy Mulyadi menjabarkan, yang dimaksud sakral bukanlah suatu hal yang dikaitkan dengan mistis, dikarenakan sejak jaman dahulu belum mengenal istilah bahasa ilmiah, maka fokusnya area yang mestinya hutan tetap menjadi hutan.

"Jadi bukan jurig ya, itu ekosistem, dulu orang tua kita belum bisa menerjemahkan dalam bahasa ilmiah hari ini, kita fokus area yang mestinya hutan, menjadi hutan. Area yang bisa digunakan untuk garapan tadi ya tidak masalah, yang tidak boleh itu hutan garapan tidak boleh masuk area tutupan, kan ada aturannya," pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menangis saat memandang hamparan kawasan Eiger Adventure Land di Desa Sukagalih, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor yang sedang dalam tahap pembangunan, Rabu, 6 Maret 2025.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X