METROPOLITAN.ID - Musibah banjir bandang yang melanda Kampung Rawasedek RT001/004 Desa Megamendung, Kecamatan Megamendung, Puncak Bogor pada Sabtu kemarin, menyisakan cerita pilu dari lingkungan Masjid Al Barokah.
Cecep, Ketua DKM Masjid Al Barokah sekaligus pengurus majelis taklim, mengungkapkan bahwa peristiwa terjadi sekitar pukul 17.30 WIB, bertepatan dengan momentum puasa sunah tanggal 9 Muharram yang dijalani para santri.
“Saat itu anak-anak santri sedang persiapan buka puasa, ada yang masak. Tiba-tiba air datang besar sekali. Dua orang santri ini sempat terdorong oleh arus, satu terlempar hingga menabrak pintu, satu lagi terbentur tangga sampai tidak sadarkan diri,” kata Cecep saat ditemui tim Metropolitan pada Minggu, 6 Juli 2025.
Baca Juga: Update Bencana Banjir dan Longsor di Kabupaten Bogor, BPBD : 3 Orang Tewas, Satu Orang Masih Hilang
Ia menjelaskan kala itu air datang secara tiba-tiba dan langsung meluap dengan deras.
“Langsung gede. Air dari atas itu langsung nutup total jalur air, jadi meluber ke mana-mana. Pas banget hujan besar, jadi makin parah,” kata dia.
Tidak hanya mengancam keselamatan para santri, banjir bandang juga merusak fasilitas sekitar, termasuk masjid.
Baca Juga: Detik-Detik Banjir dan Longsor di Puncak Bogor, Warga : Awalnya Suara Gemuruh Keras Banget
“Masjid juga kena karena posisinya memang di bawah. Banyak barang warga yang hilang, termasuk warung-warung juga,” tambahnya.
Mengenai tanda-tanda sebelum kejadian, Cecep menyebut tidak ada pertanda khusus. Namun, ia sempat memiliki kekhawatiran sebelumnya.
“Sebenarnya kalau dari dulu tanah itu longsor langsung ke kali, pasti aliran airnya ke sini. Tapi ya nggak nyangka pas kejadian beneran terjadi,” ungkapnya.
Saat kejadian, Cecep dan keluarganya sedang beristirahat. Ia mengira suara keras yang terdengar berasal dari sambaran petir.
“Saya kira kena petir, ternyata itu suara temen yang teriak minta tolong. Pas saya lihat, ternyata sudah ada yang tertimbun,” pungkasnya. (Fahriza)