Minggu, 21 Desember 2025

Kisah Sayyida, Mahasiswi Asal Bogor yang Terjebak di Iran, Saksikan Langsung Rudal-rudal Beterbangan

- Senin, 7 Juli 2025 | 13:30 WIB
Sayyida, mahasiswi studi doktoral di Ahlul Bayt International University, Teheran, Iran yang sudah kembali ke Indonesia. (Mulya Diva)
Sayyida, mahasiswi studi doktoral di Ahlul Bayt International University, Teheran, Iran yang sudah kembali ke Indonesia. (Mulya Diva)


METROPOLITAN.ID
- Suara dentuman masih terngiang di ingatan Sayyida, mahasiswi studi doktoral di Ahlul Bayt International University, Teheran, Iran saat serangan Israel terjadi.

Ya, Sayyida merupakan warga Desa Bojong, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor yang fokus pada bidang Ilmu Hadist yang saat ketegangan Iran dan Israel terjadi masih berada di asrama di Iran.

Kuliah di negara yang sedang berkonflik menjadi pengalaman yang tidak bisa dilupakan bagi Sayyida.

Terlebih, asrama yang ia tempati hanya berjarak 40 menit dengan pangkalan militer Iran jika ditempuh menggunakan transportasi darat.

"Saat Israel menyerang Iran, saat itu saya sedang berada di Asrama Teheran Iran," kata Sayyida saat ditemui di kediamannya, Senin, 7 Juli 2025.

Sayyida sendiri awalnya tidak mengetahui jika Israel menyerang Iran menggunakan rudal.

"Para ilmuwan dan jendral senior Iran itu juga tidak jauh dari asrama saya. Saat Israel menyerang Teheran, saat itu saya tidak tahu," terang Sayyidah.

Saat itu, Sayyida mengetahui adanya serangan dari Israel dari teman-teman mahasiswinya.

"Karena nyerangnya sebelum subuh, saya diberi tahu oleh teman itu pagi jika Israel menyerang Iran," sambungnya.

Setelah Iran menyerang balik Israel, Sayyida menyaksikan langsung rudal rudal dari Teheran Iran menuju Israel.

Ia menyebut Iran menyerang Israel di waktu subuh, sehingga rudal rudal yang diterbangkan dari Iran terlihat jelas.

"Saya menyaksikan langsung, bahkan warga sekitar termasuk mahasiswinya juga seakan memberikan semangat Iran untuk menyerang Israel," ungkap Sayyida.

Lama kelamaan, karena situasi yang tidak kondusif, pihak kampus mempersilakan mahasiswa untuk pulang ke negara masing masing karena pihak kampus tidak bisa menanggung risiko.

"Hingga kami dari mahasiswa datang ke KBRI. Pihak KBRI juga akan siap membantu untuk kepulangannya, terlebih saat itu internet di Teheran sudah tidak ada jaringan, situasi yang tidak memungkinkan," bebernya.

Kala itu, banyak mahasiswa tinggal di KBRI Teheran Iran.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X