METROPOLITAN.ID - Komisi Perlindungan Anak Daerah atau KPAD Kabupaten Bogor menyampaikan keprihatinan atas masih tingginya kasus pelanggaran hak anak di Kabupaten Bogor.
Hingga Juli 2025, KPAD Kabupaten Bogor mencatat sebanyak 72 kasus yang melibatkan anak-anak dengan ragam kategori dan penyebab.
Komisioner KPAD Kabupaten Bogor,m Asep Saepudin mengatakan, Hari Anak Nasional yang jatuh tiap 23 Juki seharusnya tidak hanya diperingati sebagai seremoni tahunan, melainkan menjadi momentum untuk memperkuat kerja nyata perlindungan anak.
"Kami ingin ada langkah-langkah dan kerja konkret, yang utama adalah pencegahan, penanganan, dan pemulihan korban. Tidak cukup kasus itu ditangani, kemudian pelakunya ditangkap, tidak demikian. Anak sebagai korban harus dipulihkan secara psikologis," kata Asep, Rabu, 23 Juli 2025.
Berdasarkan data yang diterima KPAD Kabupaten Bogor hasil pemetaan kasus anak sepanjang Januari hingga Juli 2025, pihaknha menerima laporan dari tiga jalur, yakni pengaduan langsung sebanyak 32 kasus, dari media massa sebanyak 39 kasus dan temuan langsung KPAD sebanyak 1 kasus dengan total 72 kasus.
Jenis pelanggaran yang paling dominan adalah anak berhadapan dengan hukum sebanyak 10 kasus.
Lalu kasus kekerasan terhadap anak sebanyak 10 kasus. Kemudian kasus pencabulan, pemerkosaaan, dan pelecehan sebanyak 8 kasus, Hak asuh anak atau pengasuhan tercatat sebanyak 8 kasus.
Sementara kasus persoalan pendidikan dan bullying tercatat 7 kasus.
KPAD juga mencatat munculnya persoalan anak dalam darurat atau bencana 6 sebanyak kasus, gangguan lalu lintas oleh anak 5 kasus, penelantaran anak 4 kasus.
Ada juga penyalahgunaan media sosial, anak hilang, hingga anak terhadap kesehatan 2 kasus serta hak sipil anak yang terganggu sebanyak 1 kasus.
Dalam momentum Hari Anak Nasional ini, Asep mengajak para orang tua untuk melakukan refleksi terhadap fungsi dan peran mereka dalam membentuk karakter anak.
"Fungsi orang tua bukan hanya sekedar memberi makan, minum, menyekolahkan tapi juga bagaimana pendidikan karakter di keluarga itu betul-betul tumbuh sesuai dengan tumbuh kembang anak, Ketika keluarga pahal hal itu, saya kiea ini akan bersama-sama membantu meminimalisir tingkat kenakalan anak," ungkapnya.
Tak lupa, Asep juga menitipkan pesan kepada anak-anak agar bijak dalam menggunakan teknologi dan terbuka pada orang tua.
"Untuk anak-anak di seluruh Indonesia, khususnya di Kabupaten Bogor, yuk sama-sama bijak bersosial media sesuai tumbuh kembang anak, juga tentu orang tua jangan lepas memantau. Kita berharap akan terwujud Kabupaten Bogor layak anak menuju Indonesia emas tahun 2045," pungkasnya. (Riza)***