METROPOLITAN.ID - Aksi unjuk rasa Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Bogor yang berujung vandalisme di Balai Kota Bogor, belum lama ini, memicu reaksi banyak pihak. Salah satunya DPD KNPI Kota Bogor.
Ketua DPD KNPI Kota Bogor, Rivaldo Surya meminta Pemerintah Kota Bogor untuk mengedepankan dialog dan tidak reaksioner dalam menyikapi hal tersebut.
Menurut Rivaldo, poin-poin tuntutan massa aksi GMNI Bogor lebih substantif untuk direspons pemerintah dan masyarakat Kota Bogor dibandingkan aksi vandalisme yang terjadi pada dinding balai kota yang bersejarah.
Baca Juga: Lokasi SIM Keliling Kabupaten Bogor Hari Ini Minggu 24 Agustus 2025, Cek Info Lengkapnya di Sini!
"Kita semua sebagai warga Kota Bogor mustinya fokus pada poin-poin gugatan massa aksi GMNI Bogor, bukan hanya terfokus pada coretan kekecewaan massa pada dinding balaikota yang jelas-jelas bisa dihapus," ungkap Rivaldo, Sabtu 23 Agustus 2025.
Ia menambahkan, pada poin ini tentu pihaknya tidak berupaya menormalisasi aksi vandalisme pada fasilitas publik, termasuk pada gedung balaikota yang bersejarah, tetapi lebih menyoroti sebab-sebab yang memicu aksi tersebut terjadi.
"Ini lebih penting menurut kami," katanya.
Baca Juga: Jadwan dan Lokasi Layanan SIM Keliling Kota Bogor Hari Ini Minggu, 24 Agustus 2025
Rivaldo juga menilai, poin-poin gugatan massa aksi GMNI Bogor pada Kamis lalu lebih substansial dan sangat menentukan masa depan Kota bersejarah yang dihuni lebih dari satu juta jiwa ini.
"Coba cermati apa yang menjadi atensi massa aksi GMNI Bogor? Mereka menyoal persoalan-persoalan yang sangat krusial dan menentukan masa depan Kota bersejarah ini," beber Rivaldo.
Ia berpendapat hal ini yang semestinya kita dikawal dan diperjuangkan bersama.
"Ini tentu lebih mendidik warga Kota Bogor secara politik dan akan berdampak pada mutu pembangunan daerah kedepannya," tegasnya.
Di samping itu, Wakil Ketua Bidang OKK DPD KNPI Kota Bogor, Gery Widiana Lutpi menyayangkan reaksi Pemkot Bogor yang ingin mengambil langkah hukum atas aksi vandalisme yang dilakukan oleh kader-kader GMNI Bogor.
"Sangat kita sayangkan ada upaya hukum yang akan diinisiasi oleh Pemerintah Kota Bogor atas aksi vandalisme massa aksi GMNI Bogor pada dinding Balaikota Bogor," ucap Gery.
"Padahal poin utama yang kita semua harapkan adalah, Pemerintah Kota Bogor membuka ruang dialog seluas-luasnya bagi massa aksi yang mendatangi rumahnya sendiri (balaikota)," imbuh dia.
Menurut dia, Pemerintah Kota Bogor tidak perlu takut dengan rakyatnya sendiri. Mereka adalah kelompok terdidik yang sangat pro dengan dialog yang menjadi ruh demokrasi.
Lebih lanjut, Gery menegaskan KNPI Kota Bogor adalah rumah berhimpunnya organisasi-organisasi kepemudaan dan kemahasiswaan di seluruh Kota Bogor.
Dan sudah menjadi kodratnya, KNPI selalu komitmen dan solider terhadap aksi demonstrasi GMNI maupun organisasi mahasiswa lainnya yang konsisten memperjuangkan kepentingan masyarakat.
“Gerakan mahasiswa dan pemuda jangan pernah dipandang sebagai ancaman, tetapi perlu dipandang sebagai energi positif untuk mengawal pembangunan Kota Bogor,” tegas dia.
"Apa yang mereka suarakan di jalan adalah ekspresi kepedulian dan tanggungjawab mereka terhadap bangsa dan negaranya sendiri. Dan ini sesuai dengan amanat UU Nomor 40 Tahun 2009, tepatnya pada Pasal 16," imbuh Gery.
Di sisi lain, KNPI juga mengimbau seluruh elemen pemuda dan masyarakat Kota Bogor untuk menjaga situasi Kota agar tetap kondusif.
Pihaknya berharap situasi Kota Bogor tetap terjaga dan kondusif pasca aksi kemarin. Jangan sampai ada oknum-oknum yang coba mengadu domba atau mengambil keuntungan.
"Perlu diingat, aspirasi rakyat akan lebih kuat jika disampaikan dengan tertib dan tidak bergeser menjadi tindakan anarkis. Biarkan mereka menyampaikan apa yang menjadi tuntutannya. Tugas pemerintah adalah menterjemahkan dengan baik apa yang rakyat keluhkan," kata dia.
Aksi vandalisme terhadap cagar budaya (balaikota) yang dilakukan oleh massa aksi GMNI Bogor, kata Gery, memicu kesadaran sejarah dan budaya masyarakat Kota Bogor.
"Meskipun aksi vandalisme terhadap infrastruktur publik bersejarah bertentangan dengan hukum, namun disisi lain ada hikmah atau pelajaran yang bisa kita ambil dari aksi tersebut," ucap Gery.
Kini, kata dia, dengan viralnya peristiwa tersebut, masyarakat Kota Bogor tiba-tiba terpicu untuk mengeksplorasi sejarah kotanya sendiri. Atensi atau kepedulian masyarakat terhadap cagar budaya Kota Bogor tiba-tiba menguat.
Menurut Gery, hal ini perlu disikapi Pemkot Bogor secara positif agar bangunan atau tempat bersejarah tetap lestari.
"Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim dan Bupati Bogor, Rudi Susmanto telah bersepakat untuk bersama-sama memelihara Cagar Budaya di seantero Bogor," ucapnya.
"Dengan adanya aksi vandalisme atas cagar budaya kemarin, Pemkot dan Pemkab Bogor bisa lebih mudah menyampaikan pesan kepada masyarakat untuk bersama-sama menjaga peninggalan sejarah yang ada di Bogor," pungkas dia.***