Dalam kasus ini, warganet melakukan proses framing melalui dua mekanisme utama: seleksi dan penonjolan.
Mereka memilih bagian-bagian visual yang menunjukkan gestur tertentu misalnya pose yang dianggap terlalu formal, jarak emosional antara pejabat dan warga, hingga visual kamera yang tampak lebih mendominasi. Potongan-potongan tersebut yang kemudian diberi konteks baru.
Dengan menggabungkan teks humor, caption sinis, atau editan visual tertentu, publik menciptakan bingkai “pencitraan politik” sebagai penafsiran dominan terhadap kunjungan tersebut.
Baca Juga: Peringatan Keras DPRD Kota Depok, Proyek Molor Siap-siap Kena Denda Maksimal
Menurut Entman, framing selalu melibatkan empat fungsi: mendefinisikan masalah, mendiagnosis penyebab, membuat penilaian moral, dan menyarankan solusi.
Empat fungsi ini tampak jelas dalam cara warganet berinteraksi terhadap peristiwa ini. Pertama, publik mendefinisikan masalah bukan sekadar "kunjungan pejabat ke lokasi bencana", tetapi "kunjungan yang dianggap tidak tulus".
Kedua, penyebab masalah yang dipilih adalah dugaan bahwa kunjungan terlalu berorientasi pada kamera.
Ketiga, penilaian moral muncul dalam bentuk humor, satir, dan parodi yang menyiratkan kritik terhadap gaya komunikasi tokoh publik.
Dan keempat, meski tidak selalu eksplisit, warganet menyarankan bahwa pejabat publik seharusnya hadir dengan lebih tulus, tanpa gestur yang terlalu diarahkan atau sarat simbol politik.
Baca Juga: Pernyataan Kontroversial Arya Sinulingga Usai Timnas Indonesia U22 Gagal ke Semifinal SEA Games 2025
Meme dan parodi yang beredar kemudian berfungsi sebagai alat penyebaran frame tersebut.
Dengan sifatnya yang mudah dibuat, mudah dibagikan, dan mudah dipahami, meme memperkuat bingkai negatif secara luas dan cepat.
Proses ini kerap menciptakan resonansi yang lebih besar daripada pernyataan resmi pemerintah atau klarifikasi formal, karena bentuk visual humoris lebih mudah diterima dan disebarkan di tengah kultur komunikasi digital Indonesia yang memang akrab dengan humor sebagai ekspresi sosial.
Baca Juga: Update Harga Emas Antam Hari Ini Sabtu 13 Desember 2025: Meroket!
Masyarakat memilih meme dan parodi bukan tanpa alasan. Format ini memungkinkan mereka mengkritik dengan cara yang lebih aman secara sosial. Kritik langsung, apalagi yang menyinggung pejabat publik, sering dianggap terlalu konfrontatif dan berpotensi memicu perdebatan keras.