Senin, 22 Desember 2025

Kemendikbudristek Luncurkan Kebijakan Merdeka Belajar Episode 15, Sebut Kurikulum Merdeka Dukung Anak Kenali Minat dan Bakat Sejak Dini

- Jumat, 24 November 2023 | 09:43 WIB
Kemendikbudristek terus memperkuat kebijakan Merdeka Belajar lewat peluncuran Kurikulum Merdeka dalam kebijakan Merdeka Belajar Episode ke-15. (Kemendikbudristek )
Kemendikbudristek terus memperkuat kebijakan Merdeka Belajar lewat peluncuran Kurikulum Merdeka dalam kebijakan Merdeka Belajar Episode ke-15. (Kemendikbudristek )

METROPOLITAN.ID - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi atau Kemendikbudristek terus memperkuat kebijakan Merdeka Belajar lewat peluncuran Kurikulum Merdeka dalam kebijakan Merdeka Belajar Episode ke-15.

Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek Anindito Aditomo mengatakan perubahan utama yang dihadirkan Kurikulum Merdeka, yakni mengutamakan materi pembelajaran yang esensial, diharapkan dapat mendorong perkembangan anak berdasarkan minat dan bakat yang dimiliki.

“Melalui Kurikulum Merdeka, guru tidak dibebani dengan terlalu banyak materi sehingga bisa lebih fokus pada proses pembelajaran. Guru juga memperoleh fleksibilitas untuk menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan belajar murid. Dengan demikian murid pun dapat menggali minat dan bakatnya lebih mendalam,” kata Anindito Aditomo.

Baca Juga: Sempat Akui Tak Malu Firli Bahuri Jadi Tersangka Korupsi, KPK Akhirnya Minta Maaf

Anindito juga menjelaskan bahwa Perubahan kurikulum bukan sekadar perubahan administrasi semata, melainkan sebagai upaya untuk mentransformasi sekolah menjadi tempat di mana semua anak, apapun minat dan bakat maupun potensi kecerdasan mereka bisa merasa diterima, dirawat, dan ditantang untuk tumbuh menjadi versi terbaik dari diri mereka.

Hal senada disampaikan Plt. Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Kemendikbudristek, Zulfikri Anas, bahwa Kurikulum Merdeka merupakan alat bantu bagi peserta didik agar tumbuh dan berkembang sesuai dengan fitrah serta potensinya.

“Kurikulum Merdeka sebagai alat bantu tentunya memudahkan bagi guru dalam mendampingi anak-anak dan memudahkan peserta didik untuk mengenali dan mengembangkan potensinya sejak dini,” jelas Zulfikri.

Baca Juga: Berminat Jadi Pegawai Bulog? Lulusan SMK, D3 sampai S1 Bisa Daftar Lowongan Kerja Ini

Zulfikri mengungkapkan fokus terhadap materi esensial menjadi kekuatan dari Kurikulum Merdeka. Hal tersebut meluruskan persepsi selama ini yang menganggap bahwa kurikulum yang unggul, diukur berdasarkan banyaknya materi yang disampaikan kepada anak.

“Kekuatan sebuah kurikulum bukan terletak dari banyaknya materi yang disampaikan dan diserap oleh anak, tetapi lebih kepada kemampuan kurikulum itu memberikan kekuatan kepada anak menghadapi persoalan ke depan,” ucap Zulfikri.

“Saat ini, Kurikulum Merdeka telah diimplementasikan secara sukarela oleh lebih dari 80 persen satuan pendidikan di Indonesia,” kata Anindito. (*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Fadlya El'Arsya

Sumber: Kemendikbudristek

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X