metro-pendidikan

Anggota DPR Dede Yusuf Tolak Kebijakan ITB yang Berlakukan Pinjol Untuk Bayar Cicilan UKT

Senin, 29 Januari 2024 | 20:17 WIB
Wakil Ketua Komisi X DPR RI Dede Yusuf mengkritik kebijakan ITB soal pembayaran cicilan UKT via pinjol (Dok Metropolitan )

METROPOLITAN.ID - Viralnya kebijakan ITB yang menyediakan skema pembayaran tunggakan UKT lewat pinjaman online (pinjol) mengundang reaksi keras dari Wakil Ketua Komisi X DPR RI Dede Yusuf.

Dede Yusuf pun mengkritik kebijakan ITB yang menyediakan skema cicilan pembayaran uang kuliah via pinjol karena disebut tidak pantas.

"Kalau saya sih melihatnya nggak pantes, sebuah sekolah menawarkan program pinjol, di mana pinjol itu bunganya juga besar ya, 20 persen. Padahal di dalam UU Sisdiknas itu jika ada cicilan itu tidak boleh terkena bunga, harus 0 persen," kata Dede Yusuf.

Baca Juga: Nintendo Switch 2 Targetkan Penjualan Ambisius Hingga 10 Juta Unit, Optimis Tak Akan Ada Kendala Pasokan Chip

Dede Yusuf meminta ITB dan kampus-kampus PTNBH harus segera membuat konsep student loan atau pinjaman mahasiswa dengan bunga 0 persen. Konsep itu, kata Dede, kampus PTNBH bisa bekerja sama dengan bank negara.

"Di luar negeri student loan di mana loannya itu 0 persen bunga, karena konsepnya bukan mencari keuntungan dari siswa, tapi konsepnya negara berinvestasi pada siswa. Investasi sumber daya manusia, mereka harus bisa menyelesaikan kuliah, pendidikan tanpa terbebankan soal bunga, pinjaman," ucap Dede.

"Ini harus segera dipikirkan, ini PR bagi Menteri Pendidikan agar bisa memberikan instruksi kepada kampus-kampus untuk segera membuat yang namanya student loan, ini tidak boleh berupa pinjol. Kalau pinjol ini kan sekarang kita tahu lebih banyak mudarat, daripada manfaatnya," tambahnya.

Baca Juga: Komisi II DPR RI Desak KPU Tegas Usut Dugaan Pemotongan Anggaran Konsumsi KPPS di Sleman

Dia menyebut dunia pendidikan bukan untuk dijadikan ladang bisnis oleh kampus.

Menurutnya, dengan menggandeng pinjol maka kampus tersebut telah menguntungkan perusahaan pinjol karena setiap transaksi terkena bunga cukup tinggi.

"Saya pribadi sangat tidak setuju dengan sistem menggunakan aplikasi pinjaman online. Apalagi kalau kemudian diarahkan oleh pihak kampus sendiri. Kita harus paham di dalam dunia pendidikan, pendidikan jangan dijadikan bisnis. Pendidikan itu investasi negara kepada masyarakat melalui peningkatan kualitas SDM. Jadi lihat lah bikan soal bayar membayarnya, lihatlah bagaimana SDM-SDM kita menjadi bibit unggul, manusia manusia unggul dengan pendidikan tanpa memberatkan mereka," jelasnya.

Baca Juga: Sensasi Nikmati Hutan Laser cuma di Blackbox Holiday Multiverse Braga

Lebih lanjut, Dede Yusuf meminta kampus-kampus PTNBH harus segera berbenah diri, termasuk ITB yang harus memberikan klarifikasi atas kebijakan tersebut. Dia ingin agar pinjol-pinjol diberantas di kampus.

"Menurut saya bubarkan itu pinjol, aplikasi yang sifatnya adalah bukan memberikan keringanan, tapi akan menjadikan beban. Bayangkan mahasiswa yang sudah beban tugasnya banyak, harus mikirin pula nanti bagaimana mencicil dengan bunga yang tinggi," imbuhnya.

Halaman:

Tags

Terkini