Anggota pengmas lainnya, Roshamur Cahyan Forestrania, menjelaskan cara pengolahan pasca-panen dan penyiapan simplisia Rosela, Hanjeli, dan Stevia.
Dia menjelaskan karakteristik tanaman Rosela, Hanjeli, dan Stevia yang sudah siap panen, cara memanen, pengolahan tanaman tersebut, hingga menjadi sebuah produk sediaan yang siap dikonsumsi.
Tim pengmas FFUI juga memberikan pelatihan tentang cara mengolah ketiga tanaman tersebut hingga menjadi produk yang dapat dikonsumsi, seperti selai Rosela dan teh Rosela.
"Selai dan teh Rosela diambil dari kelopak bunga Rosela dan susu Hanjeli berasal dari biji Hanjeli," beber staf pengajar FFUI, Roshamur.
Dia mengatakan kedua produk tersebut diberikan pemanis alami dari daun Stevia yang sudah dikeringkan. Pemanis ini dapat memberikan rasa manis dengan kandungan kalori yang jauh lebih rendah dari gula pasir.
Pengmas yang didanai PT Phytochemindo Reksa, Taisho Pharmaceutical, serta Danone Aqua ini juga menyertakan praktik pembuatan kemasan, cara mengemas, serta edukasi komponen pengemasan yang menarik.
Wakil Dekan Bidang Pendidikan, Penelitian, dan Kemahasiswaan FFUI, Fadlina Chany Saputri, mengungkapkan Desa Sasakpanjang merupakan desa pilihan.
Baca Juga: Membahayakan, DPUPR Cabut Tiang Provider di Bogor
Human Initiative merekomendasikan desa ini karena inisiatif dan semangat warganya luar biasa. Dia berharap warga desa tidak hanya mampu mengolah, tetapi juga dapat menghasilkan produk yang dapat diterima di pasaran.
"Mungkin saja menjadi produk ciri khas daerah yang diproduksi oleh warga Desa Sasakpanjang sendiri," tutur dia.
Ketua RW setempat, Rudi Sofyan, menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada tim Pengmas FFUI. Dia berharap ke depan hubungan antara desa Sasakpanjang dan UI akan terus berjalan dengan baik.
Baca Juga: Durhaka! Ini Kronologi Anak Bunuh Ibu Kandung di Depok, Berikut Cerita Saksi Mata
"Serta ilmu yang didapatkan bukan hanya sekadar mengenai proses penanaman saja, namun proses pengolahan juga didapatkan untuk memberikan kemanfaatan kepada desa,” kata Rudi.