Selanjutnya, Viktor bekerja sebagai pengacara dan konsultan hukum. Selain itu, dia juga mendirikan butik pakaian yang bernama LeVico di Jakarta.
Tak puas hanya berbisnis dan pengacara, Viktor mencalonkan diri sebagai Gubernur NTT pada Pilkada 2003. Ketika itu, dia berpasangan dengan Simon Hayon.
Hanya saja, Viktor-Simon kalah dalam kontestasi politik NTT melawan pasangan Piet Alexander Tallo-Frans Lebu Raya. Setelah mengalami kekalahan, Viktor kembali ke Jakarta.
Setahun setelahnya, Viktor bergabung ke Partai Golongan Karya (Golkar). Dia pun berhasil menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) periode 2004-2009 dari daerah pemilihan NTT 2, yakni Timor, Sumba, Rote, dan Sabu.
Setelah masa jabatannya selesai, Viktor kembali menjadi pengacara. Pada 2014, Viktor bergabung dengan Partai Nasional Demokrat (Nasdem) dan menjabat sebagai Ketua Bidang Pertanian dan Maritim DPP Nasdem hingga 2017.
Seiring dengan kiprahnya di Nasdem, Viktor kembali terpilih sebagai anggota DPR RI periode 2014-2019. Dia berhasil memperoleh suara dari daerah pemilihan NTT 2.
Setahun sebelum masa jabatannya habis, Viktor mencalonkan diri kembali sebagai Gubernur NTT periode 2018-2023.
Dia menunjuk Josef Nae Soi sebagi wakilnya dengan dukungan dari Nasdem, Golkar, Hanura, dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Pasangan tersebut berhasil memenangkan kontestasi politik melawan Esthon Foenay-Christian Rotok, Marianus Sae-Emelia Nomleni, serta Benny Kabur Harman-Benny Alexander Litelnoni. Viktor Laiskodat dan Josef Nae Soie resmi dilantik sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur NTT pada 5 September 2018.
Baca Juga: Mobile Legends Bagi-bagi THR IPhone 15 Pro hingga Ratusan HP Infinix Gratis, Begini Cara Dapatnya!
Selama masa pemerintahannya, ada sejumlah kebijakan Viktor yang menimbulkan kontroversi.
Salah satunya terkait jam masuk siswa SMA di NTT mulai pukul 05.00 WITA. Dia mengklaim kebijakan untuk membentuk etos kerja.