Sehingga, perubahan iklim berdampak yang pada sistem air, kemudian memberi pengaruh kepada ketahan pangan dan energi.
Baca Juga: PT Indosat Tbk Siap Perkuat Transformasi Menuju AI Native TechCo
Tren peningkatan populasi penduduk dunia, juga menyebabkan kebutuhan akan energi dan pangan meningkat.
“Sehingga perlu melakukan efisiensi dalam pengelolaan air, melakukan langkah-langkah untuk memitigasi perubahan iklim, dan beradaptasi dengan perubahan yang sudah terjadi,” ucapnya.
Maka dari itu, Ravindra menambahkan dari segi parlemen bahwa pengelolaan air ini harus memiliki payung hukum yang kuat untuk membuat practice yang terbaik terkait dengan water resources management.
Baca Juga: Anji Digugat Cerai Istri, Gugatan Masuk ke Pengadilan Agama Cibinong
“Kedua, dukungan budgeter yang cukup. Karena saat ini kita masih mendedikasikan 0,2 persen dari PDB kita untuk air dan sanitasi.
Jadi ini bisa kita optimalkan lagi, atau berkolaborasi dengan private sector/NGO" pungkasnya.
Diketahui, acara World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali diselenggarakan sejak Minggu, 19 Mei 2024, diawali dengan makan malam bersama di Garuda Wisnu Kencana (GWK), yang dihadiri Presiden Joko Widodo (Jokowi), kepala negara dunia dan para delegasi.
Baca Juga: 5 Fakta Menarik Tajima Uchiha Sang Rival Sejati Butsuma Senju di Anime Naruto
Kemudian, Presiden Jokowi membuka Forum Air Dunia di Westin Hotel, Nusa Dua, Bali pada Senin, 20 Mei 2024. Saat pembukaan, hadir juga CEO Tesla Elon Musk. (*)