Senin, 22 Desember 2025

Menguji Kecerdasan Nusuk Haji

- Jumat, 14 Juni 2024 | 13:26 WIB
Hazairin Sitepu di tanah suci Mekkah. (Instagram)
Hazairin Sitepu di tanah suci Mekkah. (Instagram)

Oleh : Hazairin Sitepu

Biayanya sangat mahal. Lebih dari 20 ribu dolar AS. Ada yang mengatakan membayar 24 ribu dolar AS. Atau kira-kira Rp400 juta untuk kurs saat ini yang 16.300 sekian/satu dolar.

Membayar semahal itu tetapi tidak tenang di Mekkah. Pindah-pindah hotel setiap dua hari. Dan belum ada jaminan bisa melaksanakan ibadah haji, yang intinya wukuf di Arafah.

Pindah-pindah itu untuk menghindari pemeriksaan petugas. Keadaan ini dialami sebagian (kecil saja) jamaah Furodah. Haji Furoda itu layanan perjalanan haji khusus tanpa mengantre. Tag line-nya begitu. Perjalanan haji ini mestinya mendapat pelayanan istimewa, ya karena mahalnya itu.

Baca Juga: Xiaomi 15 Segera Meluncur, Bocoran Desain, Kamera, dan Spesifikasi Menarik Lainnya Beredar

Haji itu memang ikhlas berjuang dan ikhlas berkorban. Nabi Ibrahim berjuang melawan setan di Mina, dan ikhlas mengorbankan (menyembelih) anaknya Ismail. Keikhlasan untuk ketakwaan dan keridhaan. Bukan keikhlasan untuk membenarkan ulah travel perjalanan haji yang ‘menyesatkan.’

Pemerintah Saudi memang sangat ketat mengawasi pintu-pintu masuk ke Arafah, sejak dari naik bis di hotel. Ini untuk mencegah jamaah yang tidak teregistrasi di data haji pemerintah Saudi masuk ke Arafah. Untuk mencegah jamaah gelap.

Jika saja ada yang lolos dari Mekkah ke Arafah untuk wukuf, belum tentu bisa lolos ke Muzdalifah dan Mina untuk mabid dan melontar jumrah.

Baca Juga: HTC Umumkan Akan Merilis Smartphone HTC U24 Pro, Punya Layar Melengkung, Ini Spesifikasi yang Ditawarkan

Sebenarnya pada musim haji 2024 ini pemerintah Saudi sudah membuat sistem cegah-tangkal yang cukup canggih untuk jamaah gelap itu, menerbitkan smart card. Kartu cerdas. Atau kartu Nusuk Haji.

Kartu Nusuk Haji diberikan kepada setiap jamaah yang hendak wukuf di Arafah. Semacam dokumen izin masuk Arafah. Saya mendapat kartu itu tiga hari sebelum ke Arafah. Pada kartu Nusuk itu antara lain tertera nama, foto, tanggal lahir jamaah.

Tanggal lahir saya yang tertera di Nusuk tertulis 16/09/1964. Mestinya 17/09/1964. Kesalahan seperti ini bisa saja dimanfaatkan untuk kepentingan gelap itu.
Saya menjadi khawatir apakah bisa mulus masuk Arafah. Karena tanggal lahir saya di dokumen Nusuk berbeda dengan di dokumen-dokumen lain. Kali ini saya berangkat dengan Kloter 49 Kota Bogor.

Baca Juga: Meski Badai, Warga Loji Bogor Tak Mau Pulang Demi Berdialog dengan Dokter Rayendra

Kartu Nusuk sebenarnya tidak hanya berlaku untuk Arafah, tetapi semua rangkaian ibadah haji. Termasuk mabid di Mina dan melontar jumrah.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X