Minggu, 21 Desember 2025

Lawan Misinformasi di Pilkada 2024, AMSI Jabar Kembali Gelar Pelatihan Cek Fakta

- Sabtu, 2 November 2024 | 22:24 WIB
AMSI Jawa Barat menggelar pelatihan cek fakta di Ibis Budget Bandung, Jalan Asia Afrika No.128, Paledang, Kecamatan. Lengkong, Kota Bandung, Sabtu, 2 November 2024. (AMSI Jawa Barat)
AMSI Jawa Barat menggelar pelatihan cek fakta di Ibis Budget Bandung, Jalan Asia Afrika No.128, Paledang, Kecamatan. Lengkong, Kota Bandung, Sabtu, 2 November 2024. (AMSI Jawa Barat)

"Pentingnya peran media sebagai garda terdepan dalam menjaga keabsahan informasi selama masa Pilkada. Dengan literasi digital yang lebih baik dan pemahaman mendalam tentang modus operandi misinformasi, diharapkan jurnalis dapat lebih efektif dalam memerangi informasi palsu yang beredar di masyarakat," ujar Budi Mulyadi.

Dalam pelatihan ini, peserta tidak hanya diajak memahami ancaman misinformasi, tetapi juga dibekali keterampilan teknis untuk mengidentifikasi dan memverifikasi informasi.

Baca Juga: Rumah Cegah Stunting Pertama Dibangun di Tamansari Bogor

Adi Marsiela dan Catur Ratna Wulandari yang merupakan trainer dalam cek fakta kali ini menyampaikan bagaimana para peserta bisa menghindari berita bohong yang cenderung menguat misinformasi dan disinformasi.

Adi meminta kepada peserta untuk bisa menyelidiki asal usul berita teks, foto, video dan sumber yang menjadi berita di media sosial.

"Cek fakta yang paling mudah adalah Googling, kemudian harus disiplin verifikasi-verifikasi konten sebelum meneruskan pesan kepada yang lain," terang Adi.

Adi juga menjelaskan bahwa hoaks akan cepat menyebar ketika orang tidak menyaring sebelum menyebarkan kembali kepada orang lain, kemudian kemungkinan orang tersebut tidak bisa melakukan verifikasi sendiri.

Selain itu, hoaks bisa cepat menyebar karena banyak tidak tahu cara verifikasi konten, ditambah dengan literasi yang lemah dan enggan untuk kritis terhadap sebuah konten.

"Kalau jurnalisnya lemah verifikasi, maka hoax akan cepat menyebar, Ada tujuh alasan orang mudah percaya hoax, pertama tidak mencermati sumber informasi, tidak suka membaca isi konten Hanna baca judul saja, Malas, Emosi mengalahkan rasionalitas, tekanan sosial, konfirmasi bias dan pengulangan," tegasnya.

Baca Juga: Cuaca Ekstrem di Kota Bogor, Pohon Tumbang Timpa Makam hingga Rumah Warga Pasir Kuda

Ada bebeapa ciri-ciri konten hoaks, di antaranya mencuri konten dari situs lain, akun palsu yang menggynakan foto orang lain, foto diberi narasi berbeda, video ditambahkan narasi berbeda dan mengubah judul foto.

Adi dan Ratna juga menyampaikan lima pilar verifikasi, pertama jurnalis atau pemeriksa fakta harus tahu asal usul. Artinya harus tahu dimana konten itu berasal.

Selanjutnya, cari sumber siapa yang mengirimkan data pertama, Kapan tanggal konten itu dibuat, lokasi dimana konten itu dibuat, dan motivasi apa konten itu dibuat hingga menyebar di masyarakat.

"Intinya jangan langsung percaya, dengan hanya baca dan melihat videonya saja tapi harus melakukan banyak verifikasi. Dengan pemahaman yang mendalam dan keterampilan cek fakta yang mumpuni, jurnalis dapat memainkan peran kunci dalam memastikan bahwa informasi yang sampai ke masyarakat adalah informasi yang akurat dan dapat dipercaya," pungkasnya.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Nur Arifin.

Sumber: AMSI

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X