METROPOLITAN.ID - Pemerintah Kabupaten Purwakarta melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) akan kembali menyelenggarakan Job Fair di tahun 2025 ini.
Job Fair 2025 kembali diadakan karena program ini dinilai cukup efektif mengikis angka pengangguran di Kabupaten Purwakarta.
Kepala Disnakertrans Purwakarta Didi Garnadi mengatakan, kegiatan Job Fair adalah salah satu program yang diadakan untuk mempermudah, memfasilitasi para pencari kerja (pencaker) di wilayahnya untuk mendapat pekerjaan.
Baca Juga: Ikut Program Pendidikan Karakter, Bupati Purwakarta Berangkatkan 45 Siswa ke Rindam III Siliwangi
"Rencananya kita akan selenggarakan Job Fair ini pada 25 Juni. Ini menjadi kegiatan Job Fair tahun ketiga yang kita laksanakan," ujar Didi Garnadi belum lama ini.
Kegiatan yang bakal digelar di tahun ketiga ini, kata Dodi, akan diberi tema 'Job Fair Jybrid'. Sementara untuk konsepnya akan dibagi menjadi dua kategori yakni offline dan online.
Didi mengungkap pada kegiatan Job Fair tahun ini pihaknya berencana menggandeng 35 perusahaan baik yang ada di Kabupaten Purwakarta, daerah lain hingga perusahaan luar negeri yang sedang membuka lowongan pekerjaan.
Baca Juga: Pemkab Purwakarta Gelar Serah Terima Jabatan Empat Kepala Dinas
"Proses pendaftaran akan kami mulai pada 18 Juni. Masyarakat, dipersilahkan untuk mendaftar," ucapnya.
Ia menjelaskan pada pola offline yang akan diterapkan pada Job Fair tahun ini, sedikitnya pihaknya menyiapkan kuota untuk 3.500 pendaftar yang teknisnya akan dibagi dalam 5 sesi. Artinya, dalam setiap sesi bisa melayani sebanyak 700 pencari kerja.
Sementara terkait konsep online, kata Didi, nantinya masyarakat yang telah mendaftar akan diarahkan untuk masuk ke Website SIPMI Purwa yang akan dibuka saat pelaksanaan Job Fair nanti.
Meski terdapat dua konsep Job Fair tahun ini secara umum tidak memiliki perbedaan. Didi memastikan pelayanan akan dilakukan dengan maksimal
"Kalau offline, berarti itu yang memilih datang ke lokasi Job Fair. Kalau yang online, itu tak perlu datang dan cukup melalui website. Tapi pelayanannya tetap sama," tambah dia.
Dengan kata lain, kata dia, dari jumlah warga yang mendaftar itu nantinya hanya 3.500 orang saja yang akan dilayani secara offline. Sisanya, melalui cara online.
