METROPOLITAN.ID - Wakil Ketua DPR RI, Adies Kadir sempat menjadi sorotan atas pernyataannya mengenai tunjangan dan gaji anggota dewan.
Setelah menuai kontroversi, Adies Kadir buru-buru meluruskan informasi tersebut, mengakui adanya kesalahan data dalam penyampaiannya.
Dalam konferensi pers, ia mengakui bahwa rincian tunjangan yang ia sebutkan pada Selasa lalu ternyata tidak akurat.
"Setelah saya cek di kesekjenan, ternyata, tidak ada kenaikan, baik itu gaji maupun tunjangan seperti saya sampaikan," kata Adies di kompleks parlemen, Jakarta.
Baca Juga: Siapa Laras Faizati? Tersangka Penghasutan Bakar Mabes Polri
Pada awalnya, Adies Kadir menjelaskan bahwa meskipun gaji pokok anggota DPR tidak naik, ada komponen tunjangan yang bertambah.
Namun, ia salah menyebutkan angka. Tunjangan bensin yang disebutnya mencapai Rp7 juta, sementara tunjangan beras disebutkan sebesar Rp12 juta per bulan.
Setelah klarifikasi, Adies Kadir menyebutkan bahwa tunjangan beras sudah lama tidak mengalami kenaikan sejak tahun 2010, dengan nominal yang jauh lebih kecil, yaitu Rp200 ribu.
Sementara itu, tunjangan bensin yang sebenarnya diterima adalah sekitar Rp3 juta per bulan. Satu-satunya tambahan tunjangan yang benar adalah tunjangan perumahan.
Baca Juga: Ferry Irwandi Bongkar Dalang Demo 25 Agustus: Saya Nggak Masalah Dipenjara
Namun, Adies Kadir menjelaskan bahwa tunjangan ini bukan hal baru. Tunjangan perumahan diberlakukan karena rumah dinas anggota DPR dialihfungsikan oleh Sekretariat Negara, sehingga anggota yang baru tidak mendapatkan fasilitas tersebut.
Dengan demikian, anggaran untuk tunjangan ini sudah dialokasikan sejak tahun-tahun sebelumnya. Adies Kadir pun berharap klarifikasinya dapat meluruskan kesalahpahaman yang telah terlanjur menimbulkan polemik di masyarakat.
Harta Kekayaan Adies Kadir
Meski sudah melakukan klarifikasi, sosoknya pun belum berhenti disorot, kali ini terkait harta kekayaannya.
Baca Juga: Apakah Masih Ada Demo di Jakarta Hari Ini 5 September 2025?