METROPOLITAN.ID - Siang itu panas semakin membuat tubuh Hadijah Al Amir (10) semakin tak nyaman.
Dia beberapa kali mengerang dan mendadak kaku. "Sakit, sakit..." katanya lirih meminta pertolongan.
Kalau sudah begini, sang kakek, Niin, buru-buru melipat kaki Hadijah.
Sungguh pemandangan yang mengharukan.
Hadijah yang kerap disapa Siti ini telah menderita cerebral palsy sejak dia berusia 5 tahun.
Berbagai operasi pun telah dilakukan namun tak ada perkembangan yang signifikan.
Tubuhnya terus menerus kaku dan dia harus selalu ditemani.
Baca Juga: BMKG dan BRIN Ungkap Fakta di Balik Bola Api dan Dentuman Keras di Cirebon
Namun, tak banyak yang bisa diharapkan dari keluarga itu. Bahkan kasih sayang dari sang ibu pun tak bisa mengisi hari-harinya menahan kesakitan.
Ibunya memilih pergi saat tahu Siti dilahirkan dengan tidak sempurna. Bahkan sampai saat ini tak ada kabar ataupun tergerak menengok Siti yang hanya terbaring saja di karpet yang tipis.
Siti pun belum bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari dan pengobatan dengan baik.
Di bawah naungan rumah yang atapnya banyak berlubang, Siti hanya bersandar pada ayah yang bekerja sebagai guru di madrasah ibtidaiyah dengan gaji ratusan ribu saja per bulannya.
Sebenarnya Siti sudah harus kontrol lagi ke RSCM dan RS PON tapi tubuhnya sudah semakin besar.
Baca Juga: Terkendala Lahan, KLH Cek Kesiapan TPA Burangkeng jadi PSEL, Tempat Olah Sampah Jadi Energi Listrik
Sehingga keluarga sudah kesulitan membawa Siti apalagi mereka hanya menggunakan sepeda motor.
Padahal kerap kali rasa sakit menjalari tubuh kurus Siti. Tak kehabisan akal, keluarga yang dekatnya pun melipat-lipat tubuh Siti tanpa merasa ngeri tubuh Siti bisa patah.