Senin, 22 Desember 2025

Tak Hanya Pasar Karbon, Indonesia Tegaskan Komitmen Tangani Isu Krisis Iklim, Tapi Butuh Pendanaan Memadai

- Rabu, 12 November 2025 | 17:48 WIB
Menteri LH Hanif Faisol saat berada di Brasil (Ist)
Menteri LH Hanif Faisol saat berada di Brasil (Ist)

METROPOLITAN.ID - Indonesia melalui Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) mendorong percepatan upaya perubahan iklim dengan mobilisasi pendanaan iklim dari berbagai sumber.

Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol menegaskan Kegiatan COP30 di Brasil tidak hanya soal penjualan karbon tapi lebih penting adalah konsen dengan krisis iklim.

Hanif mengatakan, Indonesia mengupayakan dengan mobilisasi pendanaan iklim dari berbagai sumber, baik melalui kemitraan bilateral dan multilateral.

Baca Juga: Update Harga Emas Hari Ini 12 November 2025: Galeri24, UBS, Antam Kompak Naik

"Carbon trade hanya salah satu sumber yang difasilitasi Pemerintah," ungkap Hanif Faisol dalam pertemuan bilateral dengan Pemerintah Swedia Selasa, 11 November 2025.

Menteri Hanif menegaskan Indonesia sangat fokus dengan krisis iklim yang penanganannya butuh perhatian dan pendanaan iklim yang memadai.

"Ini tidak boleh dipandang hanya dari carbon trade-nya saja tapi soal penanganan krisis iklim yang sedang dihadapi dunia saat ini," tegasnya.

Baca Juga: Yamaha Aerox e Resmi Dijual: Motor Listrik Terbaru yang Meluncur dengan Baterai Ganda, Jarak Tempuh Lebih Jauh

Indonesia sudah melakukan Mutual Recognition Agreement (MRA) dengan berbagai skema karbon compliance dan skema karbon sukarela.

Pemanfaatan Carbon Pricing atau Nilai Ekonomi Karbon menjadi salah satu strategi pendanaan iklim dan menjadi insentif bagi para pelaku aksi mitigasi yang terverifikasi sesuai panduan implementasi Paris Agreement.

Insentif yang diperoleh dari NEK ini diharapkan dapat menggulirkan aksi mitigasi lebih lanjut dengan tidak membebani anggaran negara/pemerintah.

"Dan melalui forum iklim dunia seperti COP30, Indonesia berupaya memperkuat kepercayaan pasar global dengan membuka skema seller meet buyer agar pelaku pasar dapat saling terhubung secara langsung," ujar Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol

Dari total potensi yang ada, lanjut Hanif, sektor Forestry and Other Land Use (FOLU) menjadi penyumbang terbesar dengan 68 persen atau sekitar 64 juta ton.

Sementara sektor energi menyumbang 21 persen, dan sektor lainnya sekitar 11 persen.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X