Mereka menyebutkan bahwa kebijakan reflasi Purbaya, yang diduga didukung oleh ikatan politik, berisiko menimbulkan ketidakstabilan pasar dan inflasi, meskipun niatnya baik untuk merangsang perekonomian.
Kontroversi Pertama Purbaya Yudhi Sadewa
Seolah mengukuhkan julukan gaya koboi tersebut, Purbaya Yudhi Sadewa langsung memicu kontroversi kurang dari 24 jam setelah dilantik.
South China Morning Post (SCMP), media yang berbasis di Hong Kong, menyoroti insiden ini dalam artikelnya yang berjudul "Can Indonesia's Cabinet Reshuffle Restore Public Trust and Calm Protesters?".
Baca Juga: Apa Saja 16 Dokumen Pendaftaran Capres-cawapres yang Dirahasiakan KPU? Ini Daftar Lengkapnya
Purbaya sempat memberikan komentar mengenai protes publik yang sedang berlangsung, menyatakan bahwa aksi tersebut hanya mewakili 'sebagian kecil dari rakyat'.
Pernyataan ini langsung menimbulkan reaksi keras karena dianggap meremehkan suara rakyat dan menunjukkan kurangnya kepekaan politik.
Berbeda dengan para pejabat yang biasanya memilih kata-kata lebih diplomatis, pernyataan Purbaya tersebut langsung menusuk ke pusat perdebatan publik.
Meskipun ia dengan cepat meminta maaf atas komentar yang diucapkannya, insiden ini telanjur memperkuat citra dirinya sebagai sosok yang blak-blakan, berani mengambil risiko komunikasi, dan terkadang kurang memperhitungkan dampak publik dari pernyataannya.
Baca Juga: Jadwal Liga Champions 2025-2026 Pekan Ini, Juventus vs Dortmund hingga Man City vs Napoli
Hal ini menjadi bukti tambahan bahwa julukan 'koboi' tidak hanya berkaitan dengan kebijakan ekonomi ekstrem, tetapi juga dengan gaya berkomunikasinya yang tak terduga.***