METROPOLITAN.ID - Pemerintah Kabupaten Purwakarta menggelar Gebyar Program Keluarga Harapan (PKH) Tahun 2025 yang dirangkaikan dengan program unggulan Satu Desa Satu Sarjana, bertempat di Bale Yudisthira, Rabu 24 September 2025.
Acara ini dihadiri oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat Herman Suryatman, Bupati Purwakarta Saepul Bahri Binzein para kepala perangkat daerah dan ratusan penerima manfaat
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purwakarta terus berupaya menghadirkan program-program inovatif dalam rangka menekan angka kemiskinan sekaligus meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Baca Juga: Lewat Sidang Isbat Terpadu, 56 Pasutri di Purwakarta Kini Miliki Buku Nikah
Salah satu terobosannya adalah penyelenggaraan Gebyar PKH 2025 yang dirangkaikan dengan program unggulan Satu Desa Satu Sarjana. Kegiatan ini digelar di Bale Sawala Yudistira, Kompleks Pemkab Purwakarta, Jalan Gandanegara, Rabu (24/9).
Acara tersebut dihadiri Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat Herman Suryatman, Bupati Purwakarta Saepul Bahri Binzein, jajaran perangkat daerah, serta ratusan perwakilan penerima manfaat banguan PKH bersama para pendamping dari desa dan kelurahan se-Kabupaten Purwakarta.
Sekda Provinsi Jawa Barat Herman Suryatman dalam sambutannya mengapresiasi terobosan-terobosan yang digagas Pemkab Purwakarta.
Baca Juga: DPUTR Purwakarta Alokasikan Anggaran Sebesar Ini untuk Perbaikan Infrastruktur
Menurutnya, program Satu Desa Satu Sarjana adalah gagasan strategis yang patut ditiru oleh kabupaten dan kota lain di Provinsi Jawa Barat karena mampu memutus rantai kemiskinan lewat jalur pendidikan.
"Program ini sangat bagus. Dari target 183 desa, ternyata Purwakarta sudah menyiapkan 250 sarjana. Artinya, ada desa yang lebih dari satu sarjana. Atas nama Gubernur Jawa Barat, kami memberikan apresiasi. Program ini keren dan sedang kami kaji untuk direplikasi di kabupaten/kota lain," kata Herman.
Herman menyampaikan bahwa pendidikan adalah kunci penting sebagai upaya pengentasan kemiskinan. Menurut dia, kemiskinan bukan hanya harus diturunkan sejak hari ini, tetapi harus dicegah agar tidak diwariskan sampai ke generasi selanjutnya.
"Kemiskinan itu dua dimensi. Pertama, kondisi hari ini harus diturunkan. Kedua, jangan sampai diwariskan ke anak cucu. Dengan adanya Satu Desa Satu Sarjana, Insyaallah anak-anak dari keluarga penerima PKH akan punya kesempatan lebih baik," kata Herman.
Bupati Purwakarta Saepul Bahri Binzein menambahkan, program ini lahir dari komitmen pemerintah daerah untuk menghadirkan akses pendidikan tinggi bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu. Ia berharap, lulusan sarjana dari program ini dapat menjadi motor penggerak perubahan di masyarakat.
"Kami ingin memastikan bahwa setiap desa di Purwakarta memiliki minimal satu lulusan sarjana. Harapannya, anak-anak ini bisa menjadi teladan sekaligus bukti nyata bahwa pendidikan mampu mengangkat derajat keluarga dari garis kemiskinan," tegas Om Zein, begitu ia akrab disapa.
Om Zein menekankan keberhasilan program ini memerlukan kolaborasi lintas sektor. "Ini bukan sekadar program, tapi gerakan bersama. Kami ingin keluarga penerima PKH tidak hanya keluar dari kemiskinan, tetapi juga melahirkan generasi sarjana yang membanggakan," pungkasnya.***