Sebaliknya, oli mineral berasal dari penyulingan minyak bumi dengan struktur molekul yang lebih acak.
Meskipun tetap berfungsi sebagai pelumas, stabilitasnya tidak setinggi oli sintetik, terutama dalam kondisi ekstrem.
Mesin modern dengan toleransi presisi yang ketat biasanya membutuhkan pelumas yang lebih stabil, sehingga oli mineral kurang memberi performa optimal dalam jangka panjang.
Baca Juga: Gelar Rapat Paripurna, DPRD Kota Bekasi Bahas Pembukaan Masa Sidang dan Anggaran APBD 2026
2. Ketahanan pada Suhu Tinggi
Oli sintetik dikenal tahan terhadap panas sehingga viskositasnya tetap terjaga meskipun mesin bekerja berat.
Saat digunakan untuk perjalanan jauh atau menghadapi kemacetan, oli sintetik mampu mempertahankan lapisan pelumasan dan melindungi komponen mesin.
Oli mineral cenderung lebih cepat terpengaruh panas dan lebih mudah menguap. Ketika suhu mesin meningkat tajam, kualitas oli mineral dapat menurun dan mengganggu perlindungan mesin.
Pada mobil modern yang menghasilkan panas lebih tinggi, kondisi ini bisa membuat mesin bekerja kurang efisien.
Baca Juga: Hadiri Roadshow Forkopimda, Ketua DPRD Kota Bekasi Dukung Upaya Peningkatan Kamtibmas
3. Interval Penggantian Oli
Karena memiliki stabilitas kimia yang lebih baik, oli sintetik memiliki masa pakai lebih lama.
Ketahanannya terhadap degradasi memungkinkan interval penggantian oli lebih panjang dibanding oli mineral.
Sehingga pemilik mobil dapat menghemat biaya perawatan jangka panjang.
Baca Juga: Banyak Kasus Keracunan MBG, DPRD Kota Bekasi Desak SPPG Patuhi Aturan dari BGN