Sejak 1983 Dudi Rukmayadi telah mengabdikan diri sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). Saat ini dirinya bertugas di Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bogor sebagai kepala bidang (kabid) Terminal dan Angkutan Lalu Lintas. Usut punya usut, Dudi ternyata pernah bertugas di Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Kota Mataram sebelum berada di Bumi Tegar Beriman. Seperti apa kiprahnya?
DI sana priakelahiran 26 Juni 1963 itu pernah mencicipi manis getirnya hidup di tanah rantau. Dengan upah bersih Rp11.000 per bulan, Dudi yang saat itu berusia 19 tahun masih bisa bertahan hidup. Walau memiliki penghasilan yang pas-pasan, Dudi bisa mencukupi segala kebutuhannya. “Ya kalau diingat-ingat sih sedih, tapi saya bawa happy saja,” kenangnya.
Pria yang kini sudah berkepala lima itu mengaku sudah 17 tahun merantau di negeri seberang. “Saya juga sukses meminang wanita asal Cianjur di Kota Mataram. Jadi, kami sama-sama merantau saat itu. Selalu ada hikmah di setiap kejadian. Saya selalu bersyukur atas apa yang saya terima,” ungkap ayah 53 tahun itu.
Ia mengaku baru mendapatkan rotasi ke Bogor pada 2000 lalu hingga saat ini. “Saya lebih lama di lapangan daripada di kantor. Ini mengasyikkan lho,” ungkap ayah tiga anak itu. Bagi mantan kepala Terminal Citeureup itu, bekerja di lapangan bisa lebih fleksibel sekaligus dapat berkomunikasi dengan ratusan karakter manusia setiap harinya.
“Saya juga bersyukur atas pekerjaan yang saat ini saya emban. Semoga dengan kedekatan dan pergaulan di lapangan bisa menjadi kunci sukses bagi seluruh aparatur Dishub Kabupaten Bogor, khususnya di bidang terminal,” pungkasnya.
(yos/b/feb/py)