METROPOLITAN - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor pada 17 Desember 2022 mendatang bakal meluncurkan gedung perpustakaan yang diharapkan bisa menjadi pusat bacaan bagi semua elemen, khususnya generasi muda. Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan Kota Bogor Agung Prihanto mengaku saat ini timnya tengah menyusun sekaligus mengecek buku-buku yang ada. “Pembukaan nanti kami akan melibatkan seluruh komunitas yang ada di Kota Bogor,” kata Agung saat dikonfirmasi, kemarin. Saat ini, timnya sudah mempersiapkan 346 untuk buku umum dan 900 buku pelajaran. Bahkan, tak hanya buku biasa, ada juga versi digital yang bisa dinikmati pembaca dari pelbagai kalangan. Sebelumnya, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto melakukan kunjungan ke Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta atau lebih dikenal dengan Perpustakaan Jakarta, Rabu (2/11). Kunjungan kerja tersebut untuk mengetahui dan belajar pengelolaan perpustakaan yang berlokasi di area Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta sebagai persiapan sebelum peresmian gedung perpustakaan dan galeri di Kota Bogor. Bima Arya disambut langsung Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip (Dispusip) Provinsi DKI Jakarta Wahyu Haryadi dan jajarannya. Ia diajak berkeliling ke setiap sudut perpustakaan yang didesain estetik. Sambil berkeliling, ia mendapat penjelasan mulai dari alur masuk pengunjung hingga fasilitas-fasilitas penunjang untuk memberikan kenyamanan pengunjung yang datang. Perpustakaan tersebut dilengkapi sejumlah ruang baru. Antara lain, ruang multifungsi, ruang permainan anak, bilik cerita, ruang baca privat, ruang podcast, ruang inklusi, ruang komputer, dan ruang koleksi kejakartaan. Tercatat, ada 319.601 eksemplar yang ada di perpustakaan yang belum lama diresmikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tersebut. Bima Arya mengucapkan apresiasi dan selamat untuk Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta yang telah menyediakan perpustakaan modern dan nyaman seperti di Australia dan negara-negara lain. Ia mengaku mencatat banyak sekali poin dan masukan. Setidaknya, ada tujuh poin yang bisa diambil dalam kunjungan tersebut. Seperti koleksi, preservasi atau cara merawat buku, aktivasi melibatkan komunitas, integrasi dengan perpustakaan lain, beautifikasi, inovasi, dan komersialisasi agar tidak tergantung Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). “Saya berterima kasih sekali punya kesempatan belajar di sini. Nanti tim kita akan koordinasi untuk saling berkolaborasi. Mudah-mudahan yang tadinya pengunjung foto-foto, jadi baca dan pinjam buku. Itu targetnya,” ujarnya. “Kehadiran perpustakaan yang nyaman bisa menjadi inspirasi bagi kota-kota lain di Indonesia. Hanya tinggal political will saja dari kepala daerah,” tuntasnya. (eka/run)