seremoni

Pt Petrokimia Gresik Jamin Ketersediaan Pupuk Bersubsidi Bagi Petani Bogor

Kamis, 27 April 2017 | 08:23 WIB

METROPOLITAN – PT Petrokimia Gresik (PKG) menjamin ketersediaan pupuk bersubsidi bagi petani di Kota dan Kabupaten Bogor. Hal itu ditegas­kan Kepala Bagman Promosi PT Pet­rokimia Gresik Junianto Simaremare kepada sejumlah wartawan di Rumah Makan Galuga, beberapa waktu lalu. PT Petrokimia Gresik merupakan ba­gian dari holding produsen pupuk, PT Pupuk Indonesia (Persero), yang ditunjuk pemerintah untuk menyediakan pupuk bersubsidi kepada petani di Indonesia.

“Hal ini sesuai Permentan Nomor 04/Permentan/SR.310/3/2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pertanian Nomor 69/Permentan/SR.310/12/2016 tentang Alokasi dan Harga Eceran Tertinggi Pupuk Bersub­sid untuk Sektor Pertanian Tahun Ang­garan 2017 dan Permendag Nomor 15 Tahun 2013 serta Perpres Nomor 15 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2005 tentang Penetapan Pupuk Bersubsidi sebagai Barang dalam Pengawasan,” bebernya.

Secara nasional, kata Junianto, alo­kasi pupuk bersubsidi selama 2015 telah ditetapkan 9,55 juta ton. Petro­kimia Gresik sendiri berkontribusi un­tuk penyaluran pupuk yang diperun­tukkan bagi masyarakat kecil seba­nyak 5,1 juta ton. Angka tersebut meliputi pupuk urea 298.525 ton, ZA 1.050.000, SP-36 850.000 dan NPK sebanyak 2.0140.000 serta organik 772.790 ton.

“Kami ditunjuk pemerintah menjadi penyalur ketersediaan pupuk dalam program ketahanan pangan. Jadi, pe­tani jangan khawatir kekurangan pu­puk. Selama penyaluran belum 100 persen, kami jamin pasokan tersedia,” ujarnya. Junianto juga menjelaskan, PKG juga sudah menyiapkan bebera­pa upaya ketersediaan pupuk dengan membangun beberapa gudang di se­jumlah daerah. Salah satunya di Jalan Raya Kemang, Kabupaten Bogor.

”Secara global, kami juga mendorong dan membantu dinas setempat agar RDKK dan pergub/perbup segera di­terbitkan. Untuk daerah yang belum memiliki pergub atau perbup, PKG menyalurkan berdasarkan alokasi penyaluran tahun lalu,” ungkapnya. Tak hanya itu, kata Junianto, PKG juga akan memantau ketersediaan dan mengawasi penyaluran pupuk bersub­sidi di distributor dan kios setiap ha­rinya oleh Staf Perwakilan Daerah Penjualan (SPDP) bekerja sama dengan instansi terkait di daerah.

“Kita akan menyosialisasikan pem­upukan berimbang 5:3:2 (500 kg organik, 300 kg NPK dan 200 kg urea untuk 1 ha sawah) melalui demplot (demonstration plot) pada program Gerakan Peningkatan Produksi Pangan (GP3). Sosialisasi ini bertujuan untuk mengendalikan aplikasi pupuk yang berlebihan, sehingga memupuk men­jadi lebih efektif dan efisien,” sebut­nya.

Sedangkan dalam upaya pencegahan, pengamanan dan penyaluran, PKG telah ‘melindungi’ pupuk bersubsisi dengan pemberian bag code untuk kepentingan penelusuran atas kualitas produk dan identifikasi asal produk.

“Kita juga berikan pewarnaan pada pupuk subsidi (pink pada urea dan orange pada ZA) serta stiker pada truk pengangkut. Sedangkan untuk peng­amanan dan penyaluran, kita akan diawasi Komisi Pengawas Pupuk dan Pestisida (KP3) di tingkat kabupaten, provinsi dan nasional,” bebernya.

(yos/b/feb/py)

Tags

Terkini

Kunker ke Kota Kisarazu, Bima Arya Perkuat Kerja Sama

Senin, 28 November 2022 | 16:01 WIB

Bantu Korban Gempa Cianjur, Antam Turunkan ERG

Kamis, 24 November 2022 | 11:08 WIB