METROPOLITAN – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Leuwiliang akhirnya resmi menerapkan Sistem Informasi Kegawatdaruratan Pasien (Sigap). Sistem tersebut khusus untuk mengatasi kematian bayi yang masih tinggi diiringi dengan jumlah kelahiran yang meningkat.
Mengatasi hal itu sangat diperlukan pengembangan ruangan Neonatal Intensif Care Unit (NICU). Sedangkan persyaratan pelayanan NICU salah satunya adalah adanya dokter spesialis perinatologi yang hingga saat ini belum ada di RSUD Leuwiliang.
Direktur RSUD Leuwiliang Wiwik Wahyuningsih mengatakan, dengan sistem ini, setiap dokter dan perawat di instalasi perinatologi dapat memberikan informasi yang lebih jelas didukung data akurat real time tentang kegawatdaruratan pasien yang akan dikonsulkan.
“Keberadaan dokter konsulen walaupun tidak di RSUD Leuwiliang dapat memantau perkembangan pasien tersebut dan dapat memberikan saran terapi sesuai data real time yang didapat,” ujarnya. Selain itu, pengembangan aplikasi Sigap juga dapat terpantau pelaksanaannya melalui handphone/tablet/komputer/laptop.
Sekadar diketahui, RSUD Leuwiliang tergolong rumah sakit tipe C dengan 233 tempat tidur, 19 instalasi dan 17 poli spesialis rawat jalan. Keberadaan rumah sakit ini kurang lebih 30 km dari pusat kota dan merupakan pusat rujukan fasilitas kesehatan tingkat 1 di wilayah barat kabupaten Bogor.
(*/feb/py)