METROPOLITAN – Sebanyak 250 pengurus LPM masa bhakti 2017-2020 dikumpulkan Wali Kota Bogor Bima Arya di aula Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Rabu (20/12).
Bima memaparkan, jika apa yang diinginkan atau dibutuhkan warga selaras dengan program pemerintah, maka akan tercipta suasana kondusif. Sebab, warga merasa terpuaskan. Namun, beberapa kendala kerap terjadi. Di antaranya seperti terbentur anggaran atau isu politik yang membuat beberapa aspirasi warga tidak bisa direalisasikan.
“Makanya dipilih yang benar-benar prioritas dulu. Nah, LPM harus menjadi penyambung antara aspirasi warga dengan pemerintah agar warga bisa memahami,” ujarnya.
Ada lima harapan Bima kepada pengurus dan anggota LPM se-Kecamatan Bogor Utara. Pertama, kata Bima, LPM memiliki fungsi strategis dalam mengawal harapan warga. Tak ayal, Bima menitipkan pesan agar setiap harapan warga ditampung untuk diusahakan realisasinya. Kedua, LPM juga harus mendukung dan memastikan semua program pemerintah berjalan dengan baik. “Jadi kalau ada program jangan hanya dinas yang tahu. LPM, camat, lurah harus tahu juga supaya nyambung. Apalagi setiap kegiatan yang sudah diketuk memiliki payung hukum,” jelasnya.
Ketiga, sambung Bima, pemberdayaan masyarakat dengan melakukan akselerasi dan melihat potensi. Saat ini di pusat kota penataannya sudah relatif baik. Hal itu pun memberikan dampak terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bogor lantaran banyak wisatawan dari luar kota yang sengaja lari di pedestrian.
Kelima, tambah Bima, kekompakan, solidaritas dan guyub antarpengurus, anggota PKK, camat dan lurah perlu dilakukan agar wilayah maju. Mengingat 2018 merupakan tahun pilkada, ia juga meminta LPM ikut menyukseskan pilkada dan menjaga netralitas. “Pilkada 2018 ditargetkan partisipasi pemilih mencapai 80 persen dari pilkada sebelum yang hanya 67 persen,” terangnya.
Sementara itu, Camat Bogor Utara Atep Budiman mengatakan, pelantikan delapan ketua LPM se-Kecamatan Bogor Utara sekaligus kepengurusan baru itu diharapkan dapat memegang amanah menjadi agen pemberdayaan masyarakat secara sosial dan ekonomi serta bahu-membahu menampung aspirasi warga.
“Jadi, tidak sekadar menampung aspirasi di bidang fisik, tetapi juga kultur masyarakat lewat kampung tematik sesuai pesan pak wali,” pungkasnya. (*/feb/py)