seremoni

Mengenal Kiprah Ketua DPD PGM Kota Bogor, Hasbulloh

Senin, 25 Juni 2018 | 11:51 WIB

-

Sudah bukan jadi rahasia umum jika kesejahteraan guru saat ini masih jauh dari kata mencukupi. Khususnya bagi para guru madrasah. Ketidak mampuan sekolah memenuhi fasilitas para guru jadi problem yang sampai saat ini belum bisa terpecahkan. Ini pula yang jadi perhatian Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Perkumpulan Guru Madrasah (PGM) Kota Bogor, Hasbulloh. Ia saat ini tengah fokus menaikan derajat atau kesejahteraan para guru madrasah yang ada di Kota Bogor. Lantas gagasan seperti apa yang dimilikinya?

Berikut petikan wawancara Harian Metropolitan dengan Hasbulloh.

Sejak kapan Anda bergabung dengan PGM Kota Bogor?

Saya sudah aktif di PGM sebagai pengurus sejak 2010. Pada pemilihan 2017 saya terpilih menjadi Ketua. Ini tahun kedua saya menjabat di PGM. Periode 2012-2017 sebagai Wakil Sekretaris dan periode 2017-2022 sebagai Ketua PGM Kota Bogor.

Apa yang melatarbelakangi Anda mau berkecimpung dengan PGM?

Saya lahir dari kalangan dunia pendidikan, terutama pesantren dan madrasah. Orang tua saya adalah seorang guru dan keluarga kami mempunyai lembaga pendidikan madrasah. Saya juga sudah aktif mengajar baik itu sebagai guru maupun dosen sejak 2003. Melihat keiklasan guru-guru yang mengajar disekitar saya tentunya ini yang memotivasi saya mau berkecimpung di PGM.

Hal seperti apa yang sedang Anda lakukan saat ini?

Fokus saya bersama PGM saat ini ingin memperjuangkan kesejahteraan guru madrasah. Karena masih banyak guru madrasah yang belum mendapat perhatian dari pemerintah. Apalagi madrasah itu hampir 90 persen adalah swasta dan mayoritas guru-gurunya hanya honorer atau non PNS.

Lalu, kesejahteraan seperti apa yang Anda ingin rubah?

Mensejahterakan guru madrasah yang saya maksud itu adalah, karena mereka itu telah mengabdikan diri dan ilumnya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, sehingga sudah sepatutnya kebutuhan untuk mereka dapat dipenuhi baik itu kebutuhan profesional maupun pribadi.

Kebutuhan profesional misalnya perangkat atau yang melekat pada diri pribadi. Contohnya untuk bekerja mereka kan butuh mendapatkan akses atau transportasi yang baik. Maka minimal akses transportasi bagi guru madrasah itu dipermudah. Jangan sampai guru harus berlomba dalam kemacetan kemudian ketika sampai sekolah justru tenaganya sudah habis. Ini yang ingin kita perjuangkan.

Kemudian kesejahteraan yang melekat kepada dirinya. Contohnya untuk berkreatifitas dalam menyiapkan perangkat pelajaran tentu perlu semacam laptop dan fasilitas penunjang lain sebagainya. Maka itu saya kira fasilitas-fasilitas yang sudah seharusnya dipenuhi untuk para guru madrasah.

Lalu, untuk kebutuhan pribadinya, jangan sampai mereka mengajar setiap hari tetapi kebutuhan sehari-harinya tidak terpenuhi. Tentunya ini juga akan merusak konsentrasi para guru dalam mengajar. Termasuk kesejahteraan lainnya yang berkaitan dengan guru yang mempunyai anak. Jangan sampai mereka mendidik anak orang sedangkan untuk anaknya sendiri mereka tidak mampu bayar. Nah ini salah satu yang menurut saya semakin lama harus semakin profesional.

Terakhir, yang paling penting harus dilakukan adalah guru mendapatkan perlindungan dalam menjalankan profesinya. Jangan sampai ketiga guru melakukan tindakan pendisiplinan terhadap siswa, tetapi malah dikriminalisasi oleh pihak-pihak yang berusaha menjatuhkan martabat guru. Ini masih sering terjadi di beberapa daerah. Maka menurut saya perlindungan hukum bagi guru itu juga sebagai bentuk perjuangan PGM untuk meningkatkan kesejahteraan guru.(rez)

Halaman:

Tags

Terkini

Kunker ke Kota Kisarazu, Bima Arya Perkuat Kerja Sama

Senin, 28 November 2022 | 16:01 WIB

Bantu Korban Gempa Cianjur, Antam Turunkan ERG

Kamis, 24 November 2022 | 11:08 WIB