seremoni

Berbagi Senyum dan Manfaat Bersama Umat

Rabu, 8 Agustus 2018 | 09:45 WIB

15 tahun lebih Hamdan Yahya Zakaria berkecimpung di dunia politik. Kini, lelaki yang juga merupakan Ustad di Kecamatan Tanahsareal itu berencana maju di Pileg 2019 Kota Bogor. Lantas gagasan seperti apa yang dimiliki kader Partai Bulan Bintang (PBB) Kota Bogor ini? Berikut petikan wawancara Harian Metropolitan bersama pengusaha hewan kurban itu: Sejak kapan anda aktif di dunia politik? Saya sudah aktif politik sejak periode Wali Kota Bogor, Iswara Natanegara. Awalnya saya ikut-ikut di Partai Persa­tuan Pembangunan (PPP) sebagai sim­patisan saja, setelah itu seiring berjalan­nya waktu ada hal-hal yang memutuskan saya untuk pindah ke PBB Kota Bogor. Akhirnya saya bergabung dan tercatat sebagai kader sejak awal tahun ini. Lalu, apa yang melatarbelakangi Anda mau maju di Pileg 2019? Saya merasa ini panggilan hati. Apa­lagi, dengan keadaan kepemimpinan yang saat ini, menurut saya tidak ada sama sekali yang mau membela terhadap Syariat Islam. Contoh kecilnya, saya ingin sekali hukum syar’i itu diterapkan di Kota Bogor. Ya, walaupun tidak se­ratus persen tetapi setidaknya ada dan berjalan lah di Kota Bogor ini. Maka, ini alasan saya maju di Pileg 2019 Kota Bogor melalui Dapil Tanahsareal. Termasuk, saya ingin menghidupkan kembali Sekolah Ibtidaiyah. Karena, tidak dipungkiri saya bisa membaca doa qunut, tahiyat, solat hingga ayat suci Al-quran itu dari Ibditaiyah. Se­dangkan, untuk saat ini hal tersebut sangatlah minim. Sehingga, jika saya dipercaya nanti menjadi seorang ang­gota legislatif, maka saya akan mem­buat suatu Perda untuk menghidup­kan kembali Sekolah Ibditaiyah. Sekaligus, mensejahterakan guru agama dan ustad agar mereka istiqomah dalam mengajar. Ini penting, karena anak kita siapa yang mau menga­jar ngaji kalau guru dan ustad-nya sendiri tidak sejahtera. Jika Anda dipercaya men­jadi anggota DPRD Kota Bogor hal se­perti apa yang akan Anda lakukan di 100 hari pertama kerja? Per­tama saya akan men­gusul­kan bahwa harus ada pe­rubahan sistem yang dilakukan khususnya di bidang sosial dan keagamaan. Sistem di bidang sosial yang saya usulkan itu bagaimana pe­merintah menambah waktu jam pe­lajaran agama di seluruh seko­lah. Mini­mal lima persen dari yang sudah ada. Tujuannya, agar para pelajar ini memiliki ahlak atau berahlak. Sebab, apa tidak menakutkan melihat anak-anak zaman saat ini yang bahkan baru duduk di bangku SD sudah ikut-ikut melakukan tawuran. Ini ka­rena kurangnya agama yang di­berikan. Maka kita harus me­ningkatkan ajaran agama para pelajar dan itu yang akan saya perjuangkan. Sedangkan, untuk sistem di bidang keagamaan lebih kepada bagaimana saya bisa mendorong suatu Perda yang condong un­tuk mensejahterakan para us­tad dan guru agama. Karena, disadari negara ini bisa se­perti saat ini karena adanya ikut campur para santri, ustad dan kiyai.

Lantas, fokus Anda saat ini seperti apa? Selama ini yang saya lakukan ada­lah bersilaturahmi bersama warga melalui pengajian-pengajian, sesuai dengan profesi saya sebagai pemberan­tasan buta huruf (Penceramah dan guru ngaji). Tapi jangan salah, kegia­tan ini tidak saya jadikan sebagai alat berkampa­nye, karena saya masih mengik­uti aturan KPU dan Bawaslu Kota Bogor.(rez)

Tags

Terkini

Kunker ke Kota Kisarazu, Bima Arya Perkuat Kerja Sama

Senin, 28 November 2022 | 16:01 WIB

Bantu Korban Gempa Cianjur, Antam Turunkan ERG

Kamis, 24 November 2022 | 11:08 WIB