15 tahun lebih Hamdan Yahya Zakaria berkecimpung di dunia politik. Kini, lelaki yang juga merupakan Ustad di Kecamatan Tanahsareal itu berencana maju di Pileg 2019 Kota Bogor. Lantas gagasan seperti apa yang dimiliki kader Partai Bulan Bintang (PBB) Kota Bogor ini? Berikut petikan wawancara Harian Metropolitan bersama pengusaha hewan kurban itu: Sejak kapan anda aktif di dunia politik? Saya sudah aktif politik sejak periode Wali Kota Bogor, Iswara Natanegara. Awalnya saya ikut-ikut di Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sebagai simpatisan saja, setelah itu seiring berjalannya waktu ada hal-hal yang memutuskan saya untuk pindah ke PBB Kota Bogor. Akhirnya saya bergabung dan tercatat sebagai kader sejak awal tahun ini. Lalu, apa yang melatarbelakangi Anda mau maju di Pileg 2019? Saya merasa ini panggilan hati. Apalagi, dengan keadaan kepemimpinan yang saat ini, menurut saya tidak ada sama sekali yang mau membela terhadap Syariat Islam. Contoh kecilnya, saya ingin sekali hukum syar’i itu diterapkan di Kota Bogor. Ya, walaupun tidak seratus persen tetapi setidaknya ada dan berjalan lah di Kota Bogor ini. Maka, ini alasan saya maju di Pileg 2019 Kota Bogor melalui Dapil Tanahsareal. Termasuk, saya ingin menghidupkan kembali Sekolah Ibtidaiyah. Karena, tidak dipungkiri saya bisa membaca doa qunut, tahiyat, solat hingga ayat suci Al-quran itu dari Ibditaiyah. Sedangkan, untuk saat ini hal tersebut sangatlah minim. Sehingga, jika saya dipercaya nanti menjadi seorang anggota legislatif, maka saya akan membuat suatu Perda untuk menghidupkan kembali Sekolah Ibditaiyah. Sekaligus, mensejahterakan guru agama dan ustad agar mereka istiqomah dalam mengajar. Ini penting, karena anak kita siapa yang mau mengajar ngaji kalau guru dan ustad-nya sendiri tidak sejahtera. Jika Anda dipercaya menjadi anggota DPRD Kota Bogor hal seperti apa yang akan Anda lakukan di 100 hari pertama kerja? Pertama saya akan mengusulkan bahwa harus ada perubahan sistem yang dilakukan khususnya di bidang sosial dan keagamaan. Sistem di bidang sosial yang saya usulkan itu bagaimana pemerintah menambah waktu jam pelajaran agama di seluruh sekolah. Minimal lima persen dari yang sudah ada. Tujuannya, agar para pelajar ini memiliki ahlak atau berahlak. Sebab, apa tidak menakutkan melihat anak-anak zaman saat ini yang bahkan baru duduk di bangku SD sudah ikut-ikut melakukan tawuran. Ini karena kurangnya agama yang diberikan. Maka kita harus meningkatkan ajaran agama para pelajar dan itu yang akan saya perjuangkan. Sedangkan, untuk sistem di bidang keagamaan lebih kepada bagaimana saya bisa mendorong suatu Perda yang condong untuk mensejahterakan para ustad dan guru agama. Karena, disadari negara ini bisa seperti saat ini karena adanya ikut campur para santri, ustad dan kiyai.
Lantas, fokus Anda saat ini seperti apa? Selama ini yang saya lakukan adalah bersilaturahmi bersama warga melalui pengajian-pengajian, sesuai dengan profesi saya sebagai pemberantasan buta huruf (Penceramah dan guru ngaji). Tapi jangan salah, kegiatan ini tidak saya jadikan sebagai alat berkampanye, karena saya masih mengikuti aturan KPU dan Bawaslu Kota Bogor.(rez)