seremoni

Ajarkan Pentingnya Bersyukur

Jumat, 31 Agustus 2018 | 10:43 WIB

METROPOLITAN - Di balik kepemimpinannya sebagai kasi Pengelolaan dan Layanan di Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah (DAPD) Kabupaten Bogor, Raden Hermani ternyata sosok bapak yang rendah hati. Ia selalu mengajarkan keempat anaknya untuk selalu mensyukuri apa pun yang telah diraih. Lantas konsep seperti apa yang diterap­kannya dalam membesarkan buah cintanya bersama Ati Setiana­wati? Berikut wawancara Harian Metropolitan bersama laki-laki kelahiran 29 Desember 1960: Sejak kapan Anda berumah tangga? Saya menikah sejak Juni 1994. Saya dikaruniai empat anak dari istri saya, Ati Setianawati. Bagaimana Anda bisa bertemu dengan istri Anda? Saya ketemu istri itu pertama di Bogor, saat saya merantau dari kampung halaman. Istri saya warga asli Bogor tetapi memiliki keluarga di Jambi. Enam bulan kita berkenalan atau pacaran lalu kita menikah. Apa alasan Anda mau menikahi istri Anda? Mungkin karena sudah jodoh juga. Tetapi, yang paling saya senang dari istri saya dia adalah orang yang bisa mengisi kekurangan dan kelemahan saya. Terutama istri saya ini orang yang sabar, jujur, terbuka dan saling me­nyayangi dalam keseharian maupun dalam membesarkan anak-anak. Apa yang Anda ajarkan dalam membesarkan keempat anak Anda? Saya selalu menanamkan penting­nya bersyukur dan tidak pernah melihat ke atas. Karena kita masih punya saudara dan tetangga yang masih kekurangan. Belum tentu jika kita berusaha mencari nikmat yang lebih, kita bisa menikmati semua nikmat yang sudah kita dapat itu. Maka, kedua kata kunci itulah yang selalu saya ajarkan kepada anak-anak saya. Kemudian, target Anda inginnya anak-anak menjadi seperti apa? Berjalan saja seperti air. Ar­tinya, saya tidak akan me­maksakan kehendak anak-anak harus menjadi apa. Pola yang saya gunakan adalah tut wuri han­dayani, jadi saya hanya mendorong mereka dari belakang maunya ke mana dan menjadi apa. Apakah sudah terlihat bakat yang muncul dari anak-anak Anda? Mulai terlihat. Anak pertama lebih c o n ­d o n g p a d a a k u n ­ting, se­dangkan anak ke­dua le­bih me­nonjo l dalam bidang pe­lajaran matema­tika, kemudian yang ketiga b e r ­prestasi di sekolahnya dan terakhir lebih kepada fashion show dan su­dah beberapa kali ikut lomba hing­ga juara. Lalu, harapan Anda untuk anak-anak seperti apa? Buat anak-anak tetaplah jadi orang yang rendah hati dan mudah me­maafkan. Bahkan, bisa lebih bersa­bar dalam kebe­naran. Karena, baik bagi kita belum tentu baik bagi sang Kholik. Jadilah diri sendiri yang bermanfaat ke depan.(rez/py)

Tags

Terkini

Kunker ke Kota Kisarazu, Bima Arya Perkuat Kerja Sama

Senin, 28 November 2022 | 16:01 WIB

Bantu Korban Gempa Cianjur, Antam Turunkan ERG

Kamis, 24 November 2022 | 11:08 WIB