METROPOLITAN - Sektor pariwisata bahari memiliki potensi besar dalam mendongkrak ekonomi. Bahkan bisa disebut sebagai salah satu prioritas pembangunan ekonomi nasional. Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Kemenpar, Dadang Rizki Ratman, menjelaskan bahwa ada tiga hal yang mesti dicermati dalam pengembangan wisata bahari. Dadang mengistilahkannya dengan konsep ’RBT’ yang berarti Regulasi, Bisnis dan Teknis. ”Dalam konteks pengembangan wisata bahari, peran pemda ini penting ya. Karena tiap regulasi yang mereka berlakukan akan berpengaruh. Kemudian bisnis dan teknis yang harus diperhitungkan,” kata Dadang. Sementara itu, penasihat Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan Insitut Pertanian Bogor (IPB), Tridoyo Kusumastanto, mengatakan, nilai investasi wisata bahari jika dibanding sektor lain relatif lebih sedikit. ”Tapi output-nya besar,” ujarnya dalam acara diskusi bertajuk Percepatan Pertumbuhan Nasional Melalui Pembangunan Ekonomi Kelautan: Pengembangan Destinasi Wisata Wakatobi di Kampus IPB Baranangsiang, Bogor Senada, Kepala PKSPL IPB, Ario Damar, menambahkan, Wakatobi adalah wisata bahari yang komplet lantaran memiliki panorama laut, pantau dan keindahan bawah laut. Tantangannya sekarang adalah bagaimana konsep pengelolaan pariwisata di sana tidak melupakan aspek konservasi. ”Ini sangat penting. Sektor wisata harus selaras dengan pelestarian ekosistem di Wakatobi,” jelas Ario seraya menuturkan selanjutnya adalah persoalan sinergitas antar lembaga. Pihak Taman Nasional Wakatobi dan Pemerintah Daerah setempat harus duduk bersama dalam merumuskan berbagai aturan. Di tempat yang sama, peneliti Senior PKSPL IPB, Amril Syahputra Rangkuti, mengatakan, lembaganya siap mendorong pengembangan kawasan wisata Wakatobi. Diskusi yang digelarnya ini merupakan salah satu ikhtiar membuat sebuah rumusan pengembangan Wakatobi. ”Sengaja kami hadirkan sejumlah pakar-pakar di bidangnya. Kami harap dengan gagasan dan pengalaman mereka, bisa memberikan sumbangsih yang besar,” jelas Armil. (suf/py)