METROPOLITAN - Tujuh tahun berkecimpung di dunia organisasi membuat Ibnu Hasani matang. Dalam masa jabatannya, ia memiliki target untuk menghadirkan organisasi PMII di seluruh kampus yang ada di Kota Bogor. Lantas, konsep seperti apa yang dimilikinya? Berikut petikan wawancara Harian Metropolitan bersama pria kelahiran 26 April 1995: Sejak kapan Anda aktif di dunia organisasi? Awalnya saya aktif menjadi Ketua OSIS pada SMA dulu. Setelah itu saya bergabung dengan organisasi pergerakan kemahasiswaan saat kuliah di Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor hingga saat ini. Apa yang melatarbelakangi Anda mau aktif di dunia organisasi? Organisasi merupakan wadah untuk melatih kehidupan seseorang saat berada di dunia atau masyarakat. Apalagi, organisasi juga mengajarkan bagaimana kita mengatur kehidupan agar sesuai dengan yang sudah direncanakan. Maka, itulah alasan saya masuk di organisasi. Lalu, setelah aktif di organisasi apa yang ingin Anda lakukan? Tentunya saya ingin mengabdi untuk masyarakat, dalam hal ini memperjuangkan hak-hak warga. Artinya, ketika warga tidak mengetahui atau mempunyai permasalahan, saya harus bisa hadir untuk menjembatani atau menjadi penyambung lidah bagi mereka. Itu pun saya lakukan semampu dan sebisa saya. Kemudian, kenapa Anda memilih PMII? Bisa dibilang sudah garis turunan. Karena, mayoritas keluarga saya merupakan kader PMII. Orang tua saya PMII di Sukabumi dan paman saya di UIN Ciputat. Lalu, sebagai Ketua PC PMII apa gagasan yang Anda miliki? Hal besarnya tentu membesarkan nama PMII. Mulai dari mempersiapkan kader, mengasah kemampuan yang dimiliki kader hingga membentuk mereka menjadi mahasiswa yang kritis. Termasuk, mereka juga harus peduli terhadap lingkungan sekitar dan agamais. Bagaimana dengan target? Target yang saya miliki adalah PMII harus lahir kembali di seluruh universitas atau kampus-kampus, khususnya yang ada di Kota Bogor. Seperti di Universitas Nusa Bangsa, STIE Kesatuan, STIE Bina Niaga serta BSI. Itu sedang kami jajaki saat ini. Selama aktif di organisasi apakah ada hal yang Anda bisa banggakan? Pengalaman yang paling membanggakan bagi saya adalah ketika saya pulang ke kampung halaman. Saya membantu mengadvokasi masyarakat tentang persoalan sampah. Disitu warga merasa terbantu dan saya amat bangga. Karena, bagi saya bisa bermanfaat bagi orang lain adalah suatu kebanggaan. Terakhir, harapan Anda untuk organisasi ini seperti apa? Di momentum politik saat ini saya berharap para kader dapat tetap menjaga idealisme. Jangan mau terlibat pada politik praktis. Lebih baik menguasai masjid-masjid yang ada di kampus untuk menyebarkan pemahaman tentang ahli sunah waljamaah.(rez)