25 tahun aktif di dunia politik membuat Firdaus matang. Lelaki yang akrab disapa Bung Roy ini kembali mengikuti bursa pemilihan legislatif di Kota Bogor 2019. Alasannya, Caleg dari Dapil Bogor Timur-Tengah ini ingin menghadirkan regenerasi dalam dunia perpolitikan hingga mencerdaskan cara berpikir masyarakat. Lantas, seperti apa gagasan yang dimilikinya? Berikut wawancara Harian Metropolitan bersama pria kelahiran 6 Agustus 1975:
Sejak kapan Anda aktif di dunia politik?
Saya benar-benar aktif sejak pemilu 1997 dengan bergabung ke dalam Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII). Kemudian saya sempat istirahat dan 2004 sampai 2009 saya memutuskan untuk aktif kembali di dunia politik melalui Partai Sarikat Indonesia (PSI). Karena tidak lolos pada pemilu selanjutnya, saya ikut mendirikan Partai NasDem pada tahun 2010. Disitu saya dipercaya menjadi Wakil Sekretaris Partai NasDem Kota Bogor hingga saat ini menjadi Sekretaris.
Apa yang memotivasi Anda mau masuk di dunia politik?
Saya ini lahir dan dibesarkan di lingkungan keluarga politik. Kakek saya merupakan anggota dewan Jambi dan RI. Itu lah alasan kenapa saya mau berkecimpung di dunia politik. Sebab, sudah sejak SD saya dikenalkan keluarga saya dunia ini. Kalau bisa dibilang memang sudah habitatnya di dunia politik.
Apalagi, tidak ada sebuah kebijakan di satu negara yang tanpa ada efek politik. Karena, politik ini merupakan suatu pengambil keputusan. Maka ini yang memotivasi saya masuk ke dunia politik. Khususnya di Partai NasDem Kota Bogor yang mengusung politik tanpa mahar dan menjalankan misi besar gerakan perubahan restorasi Indonesia, menuju Kota Bogor lebih baik.
Siapa tokoh politik yang memotivasi Anda?
Oemar Said Cokroaminoto dan Agus Salim. Kedua tokoh ini merupakan sosok yang memotivasi saya dan saya banyak membaca biografinya. Sementara, untuk tokoh kekinian yang saat ini saya kagumi adalah Surya Paloh. Beliau merupakan kiblat politik saya, karena sangat cerdas dan tidak gila kekuasaan, bisa dibilang sebagai raja tanpa mahkota.
Lalu, apa yang melatarbelakangi Anda mau mencalonkan diri kembali menjadi Caleg?
Pertama karena banyak masukan dari para senior. Mereka merasa saya sudah cukup matang turun di legislatif. Walaupun sebenarnya saya lebih tertarik di belakang layar. Tetapi, karena ini sebuah kepercayaan dari para senior termasuk Ketua DPW, maka saya mencalonkan diri kembali untuk yang ketiga kalinya.
Sangat bersyukurnya lagi pada pencalonan ini saya mendapat restu dari istri dan itu sangat mendukung saya. Saya juga merasa sudah cukup menguasai perpolitikan di Kota Bogor. Terpenting, saya mencalonkan diri sebagai anggota dewan bukan karena pekerjaan atau hanya mencari penghasilan saja.
Lantas, sebagai Caleg gagasan seperti apa yang Anda miliki?
Berangkat dari keprihatian. Saya melihat selama ini masyarakat hanya dijadikan sebuah komoditi pembodohan publik dan politik oleh anggota dewannya. Padahal, penilaian saya politik itu merupakan sebuah gagasan yang membawa masyarakat berpikir cerdas. Maka, saya ingin membawa perubahan untuk mewujudkan hal itu. Jadi tidak boleh lagi sesederhana seperti hanya membangun atau seremonial belaka, tetapi membawa masyarakat berpikir cerdas. Kembali kepada Undang-Undang 1945 dan Pancasila itu sendiri.
Apakah ada yang lain?