seremoni

Dirjen PSLB3 KLHK Rayakan Hari Peduli Sampah

Senin, 1 April 2019 | 08:15 WIB

METROPOLITAN - Dirjen PSLB3 KLHK bersama DLH Kabupaten Cianjur, aktivis dan ratusan relawan lingkungan hidup, rayakan hari peduli sampah nasional 2019 di aula Pondok Pesantren Gelar, Minggu (31/3). Adapun yang menjadi tema perayaan tersebut yaitu ’Kelola Sampah Untuk Hidup Bersih dan Bernilai’. Berbagai materi yang mengedukasi cara penyelamatan lingkungan disampaikan mulai dari seniman dan budayawan serta tutor yang terdiri dari DLH kabupaten Cianjur, Kalpataru Limbah dan aktivis lingkungan hidup. Sebagai pemateri Kalpataru Limbah asal Cianjur Andi Limbah menyampaikan dengan sistem rekayasa atau mengoIah dan memanfaatkan bahan limbah domestik dengan cara sebelum menbuangnya ke TPS, TPA, sungai atau laut masyarakat harus bisa memilih dan memilah antara organik dan nonorganik. ”Dari berbagai jenis limbah sebetulnya dapat digunakan dan dimanfaaatkan kembali, dengan catatan kita mau mengolahnya (daur ulang). Nah, dari limbah-limbah itu kita bisa merubahnya menjadi bendabenda yang memiliki purna jual sehingga bisa meningkatkan perekonomian,” papar Andi. Pada dasarnya system yang dikembangkan dalam inovasi rekayasa limbah domestik ini adalah sistem kreasi, dikreasikan atau dipadukan. Seperti misalnya teknis rekayasa dapat dengan berbagai cara, tapi tergantung jenis, ukuran, karakter, kandungan, kekuatan, bentuk dan jumlah limbah yang ada disekitar kita, yang kemudian kita olah sehingga mempunyai nilai seni dan karya artistik dari limbah tersebut. Sementara Wakil Ketua Gerakan Resik Nusantara (GRN) Acep memaparkan, bahwa sampah organik adalah limbah yang dihasilkan dari tumbuhan dan hewani. Sampah organik bersifat mudah terurai secara alamiah oleh mikro organisme, seperti bakterisida atau oleh fungisida. “Namun untuk lebih bermanfaat dan produktif limbah harus diproses dulu melalui beberapa tahapan yang nantinya berguna sebagai pupuk organik yang ramah lingkungan,” ucapnya. Masih dikatakan Acep, sebagian masyarakat mungkin sudah mengetahui proses dengan cara pengomposan kering dan basah, yang dimana proses itu dilakukan dengan cara menghaluskan terlebih dahulu lalu dituangkan dalam tong plastik disesuaikan kebutuhan dan tertutup, setelah itu bahan organik tersebut ditambah air, gula merah, dan yg paling penting adalah ditambah unsur pengurainya yaitu bakteri/fungisida. “Untuk bakteri bisa didapatkan hasil olahan pabrikan yang di jual di toko pertanian atau bisa juga membuatnya sendiri. Dan proses selanjutnya dipermentasi dalam tong yang tertutup, sekurang-kurangnya dua minggu sudah dapat digunakan sebagai pupuk,” papar Acep. Kepala Penegakan Hukum Lingkungan DLH Kabupaten Cianjur Tedi Iskandar sangat mengapresiasi berbagai kegiatan pemerintah pusat khususnya Dirjen PSLB3 LHK dalam ikut terus mendorong peran serta serta kemandirian masyarakat dalam ikut mengurangi persoalan sampah. Dalam momentun rangkaian HPSN 2019 ini diharapkan menjadi agenda yang memotivasi masyarakat Cianjur dan lingkungan sekitar ponpes unk menyelesaikan masalah sampah dari sumbernya. (*/rez)

Tags

Terkini

Kunker ke Kota Kisarazu, Bima Arya Perkuat Kerja Sama

Senin, 28 November 2022 | 16:01 WIB

Bantu Korban Gempa Cianjur, Antam Turunkan ERG

Kamis, 24 November 2022 | 11:08 WIB