Dede Luthfi Afifi, seorang ketua MUI di Desa Pasarean, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor. Selama kepemimpinannya, bapak tiga anak ini memiliki target menjadikan MUI Pasarean menjadi lembaga yang mandiri dan religius. Lantas seperti apa cara yang digunakannya? Berikut wawancara Harian Metropolitan bersama pria kelahiran 1980 itu:
Sejak kapan Anda menjadi ketuaMUI Desa Pasarean?
Saya dipercaya menjadi ketuaMUI Desa Pasarean sejak 2015 hingga saat ini.
Apa yang memotivasi Anda mau menjadi ketua MUI?
Bagi saya ini mungkin sudah jalannya mengemban amanah.
Selama menjadi ketua MUI apa saja yang Anda sudah pernah lakukan?
Salah satunya kegiatan santunan anak yatim dan pengajian bulanan. Itu program rutin saya.
Adakah terobosan yang ingin Anda wujudkan?
Saya ingin membawa MUI Desa Pasarean yang lebih baik, mandiri dan religius. Di samping kami juga bertugas s e bagai pengawal bagi penganut agama Islam, pemberi edukasi dan pembimbing bagi penganut agama Islam, penjaring kader-kader yang lebih baik, pemberi solusi bagi masalah keagamaan di dunia Internasional, perumus konsep pendidikan Islam, pengawal konten dalam media massa serta organisasi yang menjalankan kerja sama dengan organisasi keagamaan.
Adakah yang lainnya?
Kami diwajibkan memperkuat agama dengan cara yang dijelaskan Pancasila untuk memastikan ketahanan nasional. Lalu, partisipasi ulama dalam pembangunan nasional serta mempertahankan keharmonisan antarumat beragama di Indonesia.
Sebagai ketua MUI, pesan seperti apa yang ingin Anda sampaikan kepada masyarakat?
Saya berharap umat muslim senantiasa menjaga keharmonisan agama dan negara. Jangan sampai terpecah belah hanya karena politik atau perbedaan pand a n g a n . (mul /c/ rez/py)