Pemerintah Provinsi Jawa Barat masih aktif melakukan seleksi untuk menjaring relawan dari kalangan milenial. Mereka nantinya bertugas melakukan pencegahan penyebaran Covid-19 di masyarakat. SEBELUM terjun ke lapangan, mereka harus menjalani rapid test terlebih dahulu agar tim medis mengetahui kondisi para relawan. Salah seorang relawan Covid-19 di Jawa Barat, Yohanes (22), mengaku telah menggelar rapid test yang dilakukan panitia seleksi. Kemudian akan ada pengarahan terkait apa yang bakal kami lakukan ketika sudah ditempatkan di daerah masing-masing untuk menjalankan pelacakan. ”Hari ini kita ada tes rapid dulu. Nanti kita juga ada pengarahan biar dikasih tahu apa saja yang dilakukan ketika bekerja jadi relawan,” kata Yohanes. Yohanes yang merupakan warga Kota Bandung itu mengaku mendaftar menjadi relawan sebagai orang yang akan melakukan pelacakan (tracing) di Kota Cimahi. Nantinya Yohanes mayoritas akan menjalankan pelacakan secara online. Pelacakan itu berdasarkan data yang dimasukkan tim IT ke aplikasi Pikobar. ”Jadi untuk pelacakan dari pasien sejauh ini arahannya baru secara online saja,” katanya. Dengan demikian, ia bisa lebih berjaga-jaga agar tak terpapar ketika melakukan pelacakan. Untuk menjadi relawan hal yang paling sulit ketika akan mendaftar adalah izin dari orang tua. Sebab, mereka khawatir Yohanes bisa tertular virus yang cukup mematikan ini. Dan yang paling berbahaya adalah ketika Yohanes justru masuk dalam kategori orang tanpa gejalar (OTG), dan malah menyebarkan virus corona kepada orang lain. ”Cuma saya mikirnya karena ini niat baik untuk membantu, semoga apa yang didapat juga baik,” ujarnya. Apalagi saat ini pemerintah daerah khususnya di Jabar sangat membutuhkan bantuan termasuk dari relawan untuk menangani penyebaran COVID-19. Maka, tidak ada salahnya jika kita turut membantu. Kekhawatiran dari keluarga juga sempat dirasakan calon relawan lainnya, Putri Novitriani. Ia menuturkan, awalnya keluarga tidak memberi izin Putri untuk bekerja sebagai relawan penanganan Covid-19 di Jabar. Namun, setelah dijelaskan apa yang lakukan ini bermanfaat dan bisa membuat penanganan kasus lebih cepat selesai, akhirnya keluarga mengizinkan. ”Mereka bilang, yang penting saya juga jaga diri (agar tidak terpapar),” kata Putri. Meski dirinya juga sempat riskan, tapi Putri akan berusaha bekerja semaksimal mungkin dan tidak lupa menggunakan alat pelindung diri di sana bertatap muka dengan orang banyak. (idn/rez/run)