METROPOLITAN - Adanya kebijakan soal wajib rapid test antigen berimbas pada penurunan jumlah pengunjung Kebun Raya Bogor (KRB). Humas Pengelola KRB Zainal Arifin mengatakan, pengunjung KRB pada akhir pekan, yakni Sabtu dan Minggu, sekitar 3.000 hingga 4.000 orang. ”Pada Sabtu pengunjung hanya sekitar 2.000 orang, turun sekitar 30 persen hingga 40 persen,” kata Zainal Arifin, Minggu (27/12). Zainal menuturkan, penerapan aturan wajib memperlihatkan hasil tes cepat antigen atau hasil tes usap PCR negatif diberlakukan bagi pengunjung dari luar Bogor. Pengunjung dari Kota dan Kabupaten Bogor wajib memperlihatkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) untuk memastikan domisilinya di Bogor. Sejak diberlakukannya aturan wajib memperlihatkan hasil tes cepat antigen atau hasil tes usap PCR negatif mulai Kamis (24/12), jelas Zainal, sudah ratusan orang yang batal mengunjungi KRB karena tidak diizinkan masuk. Pengelola KRB membuka dua pintu masuk untuk pengunjung pada akhir pekan dan hari besar nasional, yakni pintu utama atau pintu I di Jalan H Juanda dan pintu III di Jalan Raya Pajajaran. Zainal menjelaskan di pintu masuk penjagaan terhadap pengunjung dilakukan petugas tiket, satpam Kebun Raya Bogor, serta diawasi petugas dari Satpol PP Kota Bogor. Bahkan, pada hari pertama diberlakukannya aturan wajib memperlihatkan hasil tes cepat antigen atau hasil tes usap PCR yang negatif, juga ada pengawasan dari petugas kepolisian. ”Pada hari pertama diberlakukan aturan ini, wali kota Bogor meninjau langsung ke KRB,” katanya. Zainal menyebut penerapan aturan wajib memperlihatkan hasil tes cepat antigen atau hasil tes usap PCR yang negatif berdasarkan Surat Edaran Wali Kota Bogor Nomor 440.45-911 Tahun 2020, serta Surat Edaran Satgas Covid-19 Kota Bogor Nomor 01/STPC.BGR/XII Tahun 2020. ”Sasarannya untuk mencegah penyebaran virus corona. Pengelola KRB mendukung langkah Pemerintah Kota Bogor dalam mencegah penyebaran Covid-19 selama liburan Nataru 2020,” katanya. Pengelola KRB, tambahnya, berharap pandemi Covid-19 segera berakhir, sehingga kondisinya bisa normal kembali. (re/feb/run)