METROPOLITAN - Tato atau seni merajah tubuh seperti sudah menjadi tren di berbagai kalangan. Namun biasanya, ketika ingin membuat tato di tubuh, banyak orang yang akan berpikir ribuan kali untuk melakukannya karena cenderung permanen. Pemilik Dullay Rose Tatto Studio, Dullay mengatakan, setelah ditato, kondisi kulit tidak akan kembali normal 100 persen. Meski dihapus menggunakan laser, bekas tato masih akan tetap ada. “Makanya sebelum menato, kita harus berpikir seribu kali. Karena setelah ditato tidak akan pernah kembali normal,” kata Dullay, Senin (10/12). Lalu bagaimana jika telanjur memiliki tato kemudian bosan atau menyesal? Tenang saja, studio tato yang beralamat di Lawanggintung, Kelurahan Batutulis, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, itu punya solusinya. Menurutnya, memang tak jarang orang yang memiliki tato bosan dengan gambar yang telah melekat di tubuhnya. Atau bahkan ada yang menyesal pernah menato dengan gambar tertentu, seperti foto atau nama kekasih yang kemudian menjadi mantan. Dullay Rose Tatto Studio bisa mengatasi masalah tersebut dengan cara cover-up atau menutup tato lama dengan tato yang baru. “Saya kasih solusi dengan cover-up,” tuturnya. Menurutnya, saat ingin meng-cover-up tato, gambar tidak sepenuhnya keinginan konsumen. Ia harus menyesuaikan gambar lama yang ingin di-cover-up. “Saya harus menyesuaikan tebal-tipisnya tinta dari gambar lama yang ingin di-cover-up,” ungkapnya. Dullay menceritakan, biasanya tato yang ingin di-cover-up yaitu nama atau foto mantan pacar yang sudah putus hingga gambar yang tidak maksimal. Sehingga ingin dibuat gambar baru yang lebih bagus. “Paling banyak ya nama mantan, atau foto gambar mantan. Ada juga gambar tato yang tidak maksimal,” ujar Dullay. Dengan kemampuan meng-cover-up tato, studionya banyak didatangi penikmat seni rajah tubuh ini. Dullay pun tak membatasi atau membeda-bedakan konsumennya sehingga siapa pun bisa datang ke studionya. “Semua ke sini (studionya di Lawanggintung, red), mulai dari sopir angkot, tukang bangunan, hingga bos-bos dari luar kota datang. Terakhir ada juga yang datang dari luar negeri. Australia,” ungkapnya. Di era digital saat ini, ia juga sangat terbantu dengan media sosial. Sebagian besar karyanya ditampilkan di media sosial dan banyak mengundang konsumen datang ke studionya. “Selain banyak yang kenal saya dari beberapa festival dan lomba yang pernah saya ikutin, medsos juga sangat membantu,” tandasnya. (fin/eka/ run)