seremoni

Pemkab Bogor bareng UNICEF dan KLHK Bekerja Sama, Tangani Program Pengurangan Keracunan Timbal pada Anak

Senin, 10 Oktober 2022 | 16:01 WIB
AUDIENSI: Pemkab Bogor menerima audiensi secara hybrid bersama Kepala Perencanaan UNICEF Indonesia dan Kementerian LHK, di Ruang Rapat I, Setda, Cibinong, Jumat (7/10).

METROPOLITAN - Pemerin­tah Kabupaten (Pemkab) Bogor akan melaksanakan aksi penanganan masalah limbah B3 atau timbal, hasil pembakaran aki bekas. Hal itu diungkapkan Plt Bupati Bogor Iwan Setiawan usai menerima audiensi secara hybrid bersama Kepala Pe­rencanaan UNICEF (Organi­sasi PBB) Indonesia dan Ke­menterian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), di Ruang Rapat I, Setda, Cibinong, Jumat (7/10). Plt Bupati Bogor Iwan Se­tiawan mengaku pihaknya menerima UNICEF Indonesia dan Kementerian LHK, di­mana Pemkab Bogor dimin­ta mendukung langkah-lang­kah aksi mulai dari tahapan kajian, pelaksanaan, dan usai pelaksanaan dengan aksi-aksi konkret. “Rencananya aksi pengu­rangan keracunan timbal pada anak akan dilaksanakan pada bulan ini di tiga titik wilayah Kabupaten Bogor. Dari hasil kajian, dampak masalah yang dihasilkan sangatlah berbahaya, khus­usnya untuk anak-anak,” katanya. Iwan menjelaskan anak-anak akan sangat berdampak, teru­tama saat masa pertumbuhan dapat menurunkan tingkat kecerdasan. Karena itu, pi­haknya tidak akan memberi toleransi terkait kegiatan pem­bakaran aki bekas. “Jadi masih ada kegiatan usaha lain yang lebih berman­faat, yang tidak menghasilkan limbah yang berdampak ke­pada manusia, khususnya anak-anak. Negara wajib me­lindungi anak-anak sebagai generasi penerus bangsa,” tegas Iwan. Iwan menegaskan pihaknya meminta Satpol PP menutup kegiatan-kegiatan ilegal ter­sebut yang sudah sejak lama beroperasi di Kabupaten Bo­gor. Seperti, melakukan ke­giatan nobat atau nongol babat. Sementara itu, Kepala Pe­rencanaan UNICEF Indonesia Silas Rapold menjelaskan pertemuan UNICEF dengan plt bupati Bogor yang di­dampingi jajaran Pemkab Bogor mendiskusikan program usaha pencegahan pencema­ran dan keracunan timbal pada anak-anak. “Timbal adalah sumber pen­cemarannya, termasuk daur ulang aki bekas dan cat yang mungkin mengandung timbal. Paparan pencemaran timbal ini bisa mencapai masyarakat dan dampak terhadap ling­kungannya besar,” tutur Silas. Silas melanjutkan, terutama untuk anak-anak, dampaknya lebih besar lagi daripada dam­pak pada orang dewasa. Con­toh yang paling besar adalah penurunan terhadap IQ yang sifatnya permanen dan juga untuk orang dewasa yang se­dang masa kehamilan. Untuk diketahui, pada da­sarnya UNICEF bekerja dengan Pemerintah Indonesia, dalam hal ini kerja sama formal dengan KLHK, pihaknya men­dukung dalam komitmen usaha pemerintah mencegah paparan timbal di Indonesia. Berdasarkan hasil peneli­tian lapangan yang dilakukan Yayasan Pure F Indonesia dan Institute Teknologi 10 Novem­ber, mereka melakukan studi lapangan melihat ada konta­minasi timbal di tanah di berbagai wilayah Jawa dan Sumatera. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dilanjut­kan menggabungkan kriteria-kriteria lain, termasuk komit­men dari pemda dan popu­lasi masyarakat yang men­ghadapi risiko pada timbal yang tinggi tersebut. “Dari proses tersebut, ada lima lokasi yang menghadapi tantangan tinggi. Akhirnya dua wilayah yakni Kabupaten Bogor dan Tegal yang men­jadi lokasi prioritas,” ungkap Silas. Silas menyebut untuk saat ini program kerja sama UNI­CEF dengan KLHK berfokus pada timbal. Meski kemun­gkinan limbah beracun lain juga berdampak terhadap anak-anak, pihaknya mem­butuhkan masukan dari ahli dan juga arahan dari pemerin­tah di tingkat pusat maupun daerah. “Arahan tersebut untuk mela­kukan kegiatan apabila ini menjadi sebuah perhatian khusus. Selain masukan dari ahli atau pakar, dibutuhkan juga komitmen dan perhatian dari masyarakat untuk men­cegah polusi-polusi terjadi,” pungkas Silas. (*/eka/run)

Tags

Terkini

Kunker ke Kota Kisarazu, Bima Arya Perkuat Kerja Sama

Senin, 28 November 2022 | 16:01 WIB

Bantu Korban Gempa Cianjur, Antam Turunkan ERG

Kamis, 24 November 2022 | 11:08 WIB