Minggu, 21 Desember 2025

Raksasa Tekstil Sritex yang Pernah Dibanggakan Jokowi Bangkrut

- Kamis, 24 Oktober 2024 | 13:30 WIB
Perusahaan tekstil terbesar di Asia Tenggara, PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) bangkrut. (Instagram/@sritexgroup)
Perusahaan tekstil terbesar di Asia Tenggara, PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) bangkrut. (Instagram/@sritexgroup)


METROPOLITAN.ID - Pengadilan Negeri (PN) Niaga Semarang mengumumkan perusahaan tekstil terbesar di Asia Tenggara, PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau yang lebih dikenal dengan Sritex bangkrut.

Keputusan ini diambil berdasarkan putusan perkara nomor 2/Pdt.Sus-Homologasi/2024/PN Niaga Smg yang dipimpin oleh Hakim Ketua Moch Ansor pada hari Senin, 21 Oktober.

Dalam putusan tersebut, pihak pemohon, yang merupakan PT Indo Bharat Rayon, mengungkapkan bahwa Sritex dan beberapa perusahaan afiliasinya telah lalai dalam memenuhi kewajiban pembayaran yang telah ditetapkan sebelumnya.

Baca Juga: ​Tayang Akhir Oktober 2024! Ini Sinopsis Film Terbaru 'Aku Jati, Aku Asperger' yang Diperankan Jefri Nichol dan Dikta

Menurut data yang dikutip dari Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP) PN Semarang, pemohon menegaskan bahwa Sritex tidak memenuhi kewajiban pembayaran yang tertuang dalam Putusan Homologasi yang dikeluarkan pada 25 Januari 2022.

"Menyatakan PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL), PT Sinar Pantja Djaja, PT Bitratex Industries, dan PT Primayudha Mandirijaya pailit dengan segala akibat hukumnya," sebagaimana tercantum dalam petitum yang dikutip Metropolitan, Kamis 24 Oktober 2024.

Selain mengalami kebangkrutan, Sritex juga terancam delisting dari Bursa Efek Indonesia (BEI) karena sahamnya telah disuspensi selama lebih dari 30 bulan.

Baca Juga: Fakta-fakta di Balik Sidang Cerai Perdana Baim Wong dan Paula Verhoeven

Sejarah Sritex

Delapan tahun yang lalu, Sritex mendapatkan pujian dari Presiden Joko Widodo, yang merasa bangga akan kemampuan perusahaan ini sebagai merek Indonesia yang mampu bersaing di pasar global.

Namun, keadaan kini sangat berbeda, dan pabrik tekstil ini terjerumus ke jurang kebangkrutan. Sritex didirikan oleh Luminto pada tahun 1966 sebagai perusahaan perdagangan di Pasar Klewer Solo dengan nama UD Sri Redjeki.

Pada tahun 1968, perusahaan ini mulai mendirikan pabrik yang memproduksi kain mentah dan pahan putih di Joyosuran, Solo. Lima tahun kemudian, badan hukum UD Sri Redjeki berubah menjadi PT Sri Rejeki Isman.

Baca Juga: Demi Pembangunan Merata, Calon Wali Kota Bogor Sendi Fardiansyah Janjikan Alokasi Dana Rp1 Miliar tiap Kelurahan

Sritex terus berkembang dan mendapatkan kepercayaan untuk memproduksi seragam militer untuk pasukan NATO dan Jerman pada tahun 1984.

Ekspansi usaha semakin meluas pada tahun 1992, dengan empat lini produksi yang meliputi pemintalan, penenunan, penyelesaian, dan garmen. Pada tahun 2013, perusahaan ini resmi melantai di Bursa Efek Indonesia.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X