Kita telah memiliki kualitas pemimpin mumpuni seperti KH. Idham Chalid yang bersih, jujur dan memimpin NU selama 28 tahun yang berhasil mendampingi Presiden Soekarno dan Presiden Seoharto sepanjang Orde Lama dan Orde Baru. Kita pernah memiliki Subchan ZE sebagai kader NU yang jenius, visioner, modernis dan potensial yang menonjol serta punya kapasitas menjadi Presiden tahun 1966/1967 dengan gerakan Front Pancasilanya tetapi NU belum siap memiliki kader sehebat Subchan ZE.
Kita juga pernah memiliki pemimpin NU KH Abdurrahman Wahid yang jenius, demokratis dengan gerakan Forum Demokrasi dan pro-kebinekaan (pluralisme) sehingga dicintai oleh semua kalangan agama di tanah air. Terakhir kita memiliki kader NU dan PMII seorang Kiai Prof Dr. Ma’ruf Amin karena kapasitas kepemimpinannya dan kekiaiannya dalam Kabinet Joko Widodo.
Cukup bagi kita IKAPMII untuk membangun Kepemimpinan Nasional berkat pengalaman yang panjang bergelombang untuk menyiapkan sebagai kader2nya. Dan saat ini kita memiliki Muhaemin Iskandar yang masih muda kader NU dan PMII tulen pernah menjabat sebagai Ketua UMUM PB PMII di masanya, sudah berkaliber Calon Wakil Presiden.
Dalam perjalanan panjangnya NU akhirnya saat ini buklan lagi sebagai faktar kekuatan dahsyat dari masa ke masa sejak lahirnya NKRI, saat pergolakan politik di masa Orde Lama, di masa pembangunan Era Orde Baru, bahkan di era Reformasi hingga saat ini.
Perjalanan sejarah panjang NU ini akhirnya sampai kepada masa dimana konndisi bangsa yang nampak semakin rapuh hanya mengandalkan NU yang sudah matang dalam politik Nasional. Demikianlah NU didirikan oleh para Ulama khos seperti tetap menjadi organisasi massa Islam terbesar dan mengakar di nusantara tercinta.
Dalam 10 atau 25 tahun mendatang saatnya NU menjadi faktor penentu dalam pembangunan dan kesinambungan untuk mmenggapai kejayaan kaum Muslimin dan bangsa Indonesia di masa depan.
Ini semua adalah tugas IKAPMII untuk mengawal lahirnya kembali Pemimpin-pemimpin NU di masa mendatang. IKAPMII harus berani menampil ide-ide perubahan besar dan mendasar termasuk membangun kepemimpinan nasional dan sistem politik nasional yang kuat yang berakar dari akar budaya dan sosial masyarakat Indonesia.
Ahmad Muqowam Masih Sangat Dibutuhkan
Sementara saat ini kita memiliki Ahmad Muqowam punya kapasitas dan memiliki pengalaman yang panjang di parlemen untuk meningkatkan peran IKAPMII untuk memberdayakan kader PMII untuk semakin berperan dalam bidang politik dan kepemimpinan nasional.
Kematangan Muqowam dalam politik nasional masih belum tergantikan oleh kader PMII lain yang dapat mengakomodasi dan melakukan harmonisasi berbagai kepentingan politik dari para kader PMII di berbagai partai politik.
IKAPMII senantiasa terus berperan dan perjalanan bangsa ke depan. Untuk itu, maka saat inilah waktu yang tepat untuk IKAPMII terus melaksanakan konsolidasi alumni dan organisasi, penguatan peran di bidang politik dan sosial kemasyarakatan, penguatan profesionalisme, memberikan masukan-masukan yang kreatif dan inovatif bagi penyempurnaan dalam sistem penyelenggaraan negara baik di eksekutif, legislatif dan yudikatif yang bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme, termasuk didalamnya juga efisiensi anggaran pembangunan nasional (APBN/APBD), serta mendorong pengembangan ekonomi masyarakat di tingkat bawah.
Pimpinan IKAPMII sebaiknya tidak berasal dari struktural Partai Politik, akan tetapi harus paham politik dan ilmu politik. Kita harus kembali kepada misi bahwa PMII didirikan oleh para pendiri bahwa NU dan PMII tetap senantiasa sejalan dengan tuntutan perubahan dan tantangan zaman di era Milenial saat ini dan ke depan.
Bogor 20 Februari 2025