Sebagai bentuk protes tambahan, para pengemudi ojol juga menghentikan seluruh layanan aplikasi, baik kendaraan roda dua (R2) maupun roda empat (R4), selama 24 jam penuh pada hari yang sama.
Baca Juga: 5 Tempat Makan di Mangga Besar untuk Rekomendasi saat Kulineran Malam bersama Teman
Adapun sejumlah tuntutan yang disuarakan oleh massa aksi meliputi:
-
Mendesak Presiden Prabowo Subianto dan Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi untuk menjatuhkan sanksi tegas terhadap perusahaan aplikasi yang melanggar regulasi, khususnya Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) Nomor 12 Tahun 2019 dan Keputusan Menteri Perhubungan (Kepmenhub) Nomor KP 1001 Tahun 2022.
-
Meminta Komisi V DPR RI menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) gabungan yang melibatkan Kementerian Perhubungan, asosiasi pengemudi, serta perwakilan perusahaan aplikator.
-
Menuntut penurunan potongan komisi dari aplikator menjadi maksimal 10 persen.
-
Mendorong revisi terhadap skema tarif penumpang dan penghapusan program-program tertentu seperti aceng, slot, hemat, dan prioritas yang dianggap merugikan pengemudi.
- Mengusulkan penetapan tarif layanan makanan dan pengiriman barang secara adil, dengan melibatkan asosiasi pengemudi, regulator, aplikator, serta Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI).
Aksi ini dilatarbelakangi oleh kekecewaan Garda Indonesia terhadap pemerintah yang dinilai tidak tegas dalam menindak pelanggaran regulasi oleh pihak aplikator sejak tahun 2022.
Sementara itu, Polda Metro Jaya menyatakan bahwa pengamanan unjuk rasa dilakukan dengan pendekatan humanis dan tanpa melibatkan personel bersenjata api.
