Minggu, 21 Desember 2025

Pertumbuhan Ekonomi Maluku Utara Tertinggi Nasional, Gubernur Sherly Tjoanda Soroti Ancaman Lingkungan dan Perlunya Diversifikasi

- Selasa, 8 Juli 2025 | 17:00 WIB
Gubernur Sherly Tjoanda soroti ancaman lingkungan akibat aktivitas tambang meski Provinsi Maluku Utara catat pertumbuhan ekonomi tertinggi di Indonesia pada kuartal I 2025. (Tiktok : Sherly Tjoanda)
Gubernur Sherly Tjoanda soroti ancaman lingkungan akibat aktivitas tambang meski Provinsi Maluku Utara catat pertumbuhan ekonomi tertinggi di Indonesia pada kuartal I 2025. (Tiktok : Sherly Tjoanda)

METROPOLITAN.ID - Provinsi Maluku Utara mencatatkan pertumbuhan ekonomi tertinggi di Indonesia pada kuartal I 2025, dengan capaian mencapai 34,6 persen.

Capaian ini menjadikan provinsi berjuluk Bumi Kie Raha tersebut sorotan nasional, utamanya berkat pesatnya sektor hilirisasi nikel.

Meski menyambut positif pencapaian tersebut, Gubernur Maluku Utara Sherly Tjoanda menyampaikan kekhawatirannya terkait dampak lingkungan dan ketergantungan ekonomi yang terlalu besar pada sektor pertambangan.

Baca Juga: Wisata Gunung Dago Parungpanjang, Destinasi Alam yang Diharapkan Lestari di Tengah Usaha Tambang

“Kita patut bersyukur, pertumbuhan ekonomi Maluku Utara memang luar biasa tingginya,” ujar Sherly dalam sebuah podcast bersama Helmy Yahya yang tayang di YouTube, dengan ekspresi campuran antara rasa bangga dan waspada.

“Angka 34,6 persen itu bukan main-main. Ini adalah buah dari investasi besar-besaran di sektor hilirisasi nikel yang memang sedang gencar kita dorong.”

Sherly menjelaskan bahwa hampir setengah dari total Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Maluku Utara saat ini bersumber dari sektor tambang, khususnya nikel.

“Hampir 50 persen APBD kita saat ini berasal dari sektor tambang, khususnya nikel. Ini menunjukkan betapa vitalnya nikel bagi penerimaan daerah kita saat ini,” jelasnya.

Baca Juga: QJMotor Luncurkan SRK 150 Cito, Motor Sport Mini Bergaya Neo-Retro di Jakarta Fair 2025

Namun, ia mengingatkan bahwa pertumbuhan ekonomi berbasis tambang tidak boleh dilakukan secara sembarangan.

Ia menekankan pentingnya penerapan praktek pertambangan yang baik (good mining practice) agar dampak terhadap lingkungan bisa diminimalkan.

“Jika kita tidak menerapkan good mining practice, maka kerusakan lingkungan itu akan terjadi. Dan ini adalah kekhawatiran besar kami,” tegas Sherly.

“Kita tidak bisa hanya melihat pertumbuhan angka tanpa memikirkan bagaimana dampaknya untuk generasi mendatang.”

Baca Juga: Presiden Prabowo Bakal Luncurkan Koperasi Merah Putih di Bogor, Pemkab Pastikan Kesiapan

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X