Minggu, 21 Desember 2025

Juli 2025, Merek Mobil Ini Jadi Penjualan Terendah di Tanah Air Ini Penyebabnya!

- Selasa, 12 Agustus 2025 | 07:00 WIB
Daftar merek mobil yang menjadi penjualan terendah di Juli 2025 (volvocars.com)
Daftar merek mobil yang menjadi penjualan terendah di Juli 2025 (volvocars.com)

METROPOLITAN.ID - Bulan Juli 2025 menjadi periode yang kurang menggembirakan bagi beberapa merek mobil di Indonesia.

Meski pasar otomotif secara keseluruhan menunjukkan tren positif dengan kenaikan penjualan, beberapa merek mobik justru mencatatkan penjualan terendah bahkan sampai tidak ada sama sekali.

Data resmi dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) mengungkap fakta menarik terkait performa merek-merek ini di bulan Juli.

Secara nasional, penjualan ritel mobil di Indonesia pada Juli 2025 mencatat angka 62.770 unit, meningkat tipis dari 61.687 unit pada bulan sebelumnya.

Baca Juga: Siapa Om Mobi? Benarkah Yusuf Ardhi Boediono, Sosok yang Diduga di Balik Topeng Tengkorak

Toyota masih kukuh sebagai merek terpopuler dengan penjualan mencapai 20.185 unit, diikuti oleh Daihatsu, Suzuki, dan Honda yang juga berhasil menjaga performa mereka.

Namun, di balik kisah sukses merek-merek besar tersebut, sejumlah pemain lain justru harus berjuang keras menghadapi rendahnya angka penjualan.

Merek Mobil dengan Penjualan Terendah di Indonesia Juli 2025

Berdasarkan data yang dikeluarkan GAIKINDO, terdapat beberapa merek yang pada bulan tersebut tidak berhasil menjual satu unit mobil pun.

Merek-merek tersebut antara lain Audi, Jeacoo, Polytron, Maxus, Vinfas, Peugeot, Jeep, dan Tata. Ketiadaan penjualan ini tentu menjadi sinyal tantangan besar yang harus segera diatasi oleh para pelaku usaha.

Di sisi lain, merek-merek lain berhasil menjual sedikit unit, namun jumlahnya sangat minim sehingga masuk dalam kategori mobil paling sepi peminat. Berikut daftar lengkap merek dengan penjualan rendah pada Juli 2025:

Baca Juga: Mees Hilgers Absen dari Laga Perdana FC Twente, Masa Depan di Klub Makin Tidak Jelas

  • Volvo Car: Hanya mampu menjual 10 unit, naik tipis dari 8 unit pada Juni. Volvo menawarkan beberapa seri premium seperti EX30, EC40, EX40, dan XC90, yang dibanderol mulai dari Rp 1,1 miliar, sehingga sasaran pasar yang sempit menjadi faktor utama rendahnya penjualan.
  • Seres: Terjual 15 unit, turun dari 20 unit pada bulan sebelumnya. Seres hanya memiliki satu model di pasar Indonesia, yaitu Seres E1, mobil listrik dua pintu dengan harga mulai Rp 189 juta, pasar yang masih sangat niche khususnya untuk kendaraan listrik di segmen ini.
  • Volkswagen (VW): Melaporkan penjualan hanya 16 unit, turun drastis dari 39 unit di bulan Juni. VW yang menawarkan model seperti All-New Tiguan Allspace, Golf GTI, T-Cross, dan ID. Buzz menghadapi kompetisi ketat dan persepsi harga yang mungkin kurang kompetitif. VW T-Cross menjadi model paling terjangkau dengan harga mulai dari Rp 458 juta.
  • KIA: Terjual 18 unit saja, menandakan perlunya strategi pemasaran baru agar bisa bersaing lebih agresif.
  • Subaru: Mencatat 32 unit terjual, masih jauh dari target ideal bagi merek yang dikenal dengan performa dan teknologi unggul.
  • Neta: 31 unit, sebuah merek baru yang masih membuka peluang penetrasi pasar.
  • GWM & Scania: Sebanyak 41 unit terjual, menunjukkan adanya tantangan penetrasi di pasar komersial dan kendaraan niaga.
  • Mini: 48 unit dengan model ikonik yang punya penggemar loyal, namun harus berhadapan dengan harga premium dan persaingan ketat.
  • Baic: Melaporkan 50 unit penjualan, masih perlu memperkuat jaringan distribusi dan layanan purna jual.
  • Xpeng: Terjual 56 unit, merek mobil listrik asal Tiongkok ini masih membangun eksistensi di pasar Indonesia yang secara infrastruktur dan kesiapan konsumen masih berkembang.

Beberapa faktor utama menjadi penyebab rendahnya penjualan merek-merek di atas:

  • Harga Produk yang Relatif Tinggi: Merek seperti Volvo dan Mini berada di segmen premium sehingga pangsa pasar menjadi sangat terbatas.
  • Kurangnya Varian Model: Beberapa merek hanya memiliki sedikit model yang dipasarkan, seperti Seres yang hanya mengandalkan satu tipe mobil listrik, membuat pilihan konsumen sangat terbatas.
  • Persaingan Ketat: Pasar mobil Indonesia didominasi merek Jepang dan Korea yang menawarkan produk dengan harga kompetitif, fitur lengkap, dan layanan purna jual yang kuat.
  • Infrastruktur dan Kesadaran Konsumen untuk Mobil Listrik: Merek seperti Seres dan Xpeng yang menawarkan mobil listrik masih berhadapan dengan tantangan edukasi dan infrastruktur pendukung di Indonesia.
  • Strategi Pemasaran dan Distribusi: Keberhasilan merek juga sangat bergantung pada jaringan dealer, promosi, dan layanan purna jual yang efektif, yang belum sepenuhnya optimal untuk beberapa merek ini.

Baca Juga: Dinsos Ancam Cabut Bantuan Bagi 5.497 Penerima Bansos Main Judol di Kabupaten Bogor

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X