Setelah Indonesia merdeka, Kongres Kesatuan Kepanduan Indonesia digelar pada 27-29 Desember 1945 di Surakarta.
Kongres ini menghasilkan Pandu Rakyat Indonesia sebagai satu-satunya organisasi kepramukaan resmi saat itu.
Namun, agresi militer Belanda pada 1948 memaksa pembubaran mereka di wilayah yang diduduki.
Sebagai gantinya, berdirilah organisasi baru seperti Kepanduan Putera Indonesia (KPI), Pandu Puteri Indonesia (PPI), dan Kepanduan Indonesia Muda (KIM).
Pada puncaknya, lebih dari 100 organisasi kepanduan terdaftar di bawah Persatuan Kepanduan Indonesia (Perkindo).
Melihat kondisi tersebut, Presiden Soekarno bersama Sri Sultan Hamengku Buwono IX, yang kala itu menjabat sebagai Pandu Agung, memprakarsai penyatuan seluruh organisasi kepanduan ke dalam satu wadah nasional.
Baca Juga: Tompi Mundur dari WAMI, Persilakan Publik Nyanyikan Lagunya Tanpa Bayar Royalti
Panitia khusus dibentuk dengan anggota antara lain Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Prijono, Azis Saleh, Achmadi, dan Muljadi Djojo Martono untuk mengawal proses ini.
Beberapa momen penting menandai perjalanan penyatuan ini:
- 9 Maret 1961: Nama "Pramuka" diresmikan, yang kemudian diperingati sebagai Hari Tunas Gerakan Pramuka.
- 20 Mei 1961: Diterbitkan Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka, yang menjadi titik awal Tahun Kerja Pramuka.
- 20 Juli 1961: Seluruh wakil organisasi kepanduan mengucapkan ikrar melebur ke dalam Gerakan Pramuka secara resmi dalam upacara di Istora Senayan, yang dikenal sebagai Hari Ikrar Gerakan Pramuka.
Puncak perjalanan bersejarah ini adalah pada 14 Agustus 1961, ketika Gerakan Pramuka diperkenalkan secara resmi kepada masyarakat di halaman Istana Negara.
Pada kesempatan ini, Presiden Soekarno menyerahkan Panji Gerakan Pramuka kepada Sri Sultan Hamengku Buwono IX sebagai Ketua Kwartir Nasional pertama.
Penyerahan panji ini juga disertai dengan defile parade Pramuka keliling Jakarta sebagai simbol awal era baru kepanduan yang terfokus dan bersatu di Indonesia.
Sejak saat itu, tanggal 14 Agustus diperingati setiap tahun sebagai Hari Pramuka, mengenang perjalanan panjang sekaligus memperkuat semangat persatuan dan karakter bangsa yang terinspirasi dari nilai-nilai kepramukaan.
Dengan mengenal sejarah panjang dan makna Hari Pramuka, generasi muda Indonesia dapat memahami pentingnya peran organisasi ini dalam membentuk karakter, jiwa kepemimpinan, dan rasa nasionalisme yang kokoh untuk kemajuan bangsa.